Sabtu, 29 Februari 2020

Pribadi Hebat: HAMKA


Buku ini sudah lebih dari dua bulan nggak tamat-tamat. Alhamdulillah setelah kita diskusi kemaren aku bisa menamatkan buku ini pada hari yang sama.
Buku ini berjudul: Pribadi Hebat
Ditulis oleh: HAMKA
Diterbitkan oleh: Gema Insani
Tebalnya: 178 halaman

Ringkasan

Membaca buku ini mengajariku tentang bagaimana agar selalu berusaha melihat hal-hal positif, dari siapapun, dimanapun dan kejadian apapun itu. Aku merasa rada aneh dengan isinya yang tidak sedikit menyinggung tentang tokoh-tokoh luar islam, namun secara paparan memang pribadi yang mereka tunjukkan itu hebat dan patut dicontoh. Mungkin bagi teman-teman yang tidak mengerti. Silahkan baca saja bukunya, in syaa allah akan sangat berguna.

**************************************************
Kalau ini hanya ringkasanku saja, bahkan mungkin untuk konsumsi pribadi saja. 😆
Nilai seorang manusia adalah pribadinya, begitu pula dengan sebuah bangsa dan negara. Nilai sebuah bangsa terletak pada pribad bangsa itu sendiri. Seorang yang terkungkung dan tidak bebas, maka kepribadiannya akan sulit berkembang. Ada beberapa hal yang dapat memunculkan pribadi seseorang:
1. Daya tarik, baik itu dari segi fisik, kejernihan berfikir, gaya bicara, keluasan wawasan, kharisma. Namun lebih jauh, daya tarik itu sangat besar hubungannya dengan jiwa seseorang.
2. Cerdik, sebagaimana kisah perdana menteri perancis Astride Briand yang dijuluki diktator dan tangan besi oleh oposisinya, namun atas kearifannya menghadapi sorakan tersebut dengan sabar, maka dia bisa menjelaskan kenapa dia mengambil tindakan “cerdik” yang dikomentari oleh opsisi. Ada pula Mr. Lyiod George yang ketika masa kampanyenya, datanglah seorang musuh politiknya bertanya “Tuan, bukankah ayah tuan dahulu adalah seorang tukang pedati, dimana pedati itu sekarang?”. Namun dengan cerdik dan tangkas calon perdana menteri Inggris itu menjawab “ Sudah lama hal itu berlalu, sehingga aku juga tidak tahu pedatinya dimana, namun keledainya ternyata baru hari ini saya dapati kembali dalam forum ini, terima kasih sudah bertanya”. Hahaha.
Tak kalah pula dengan kecerdikan tokoh Indonesia. Kita juga sering mendengar bagaimana tokoh islam asal Indonesia H. Agus Salim yang juga pernah naik podium dan disoraki dengan ejekan bermacam-macam. Namun dengan ketangkasan dan kecerdikannya, pak haji mampu membungkam oposisinya tanpa adanya pertikaian.
3. Empati. Cara berempati adalah menjernihkan hati dan fikiran, menjalani dari bawah, kembali ke dasar. Sebagaimana empati akan tercuat dalam ucapan, gerak gerik mata dan raut wajah. Ketika kita sedang berjuang mempertahankan hak, ingatlah bahwa ada yang lebih tinggi daripada hak, yaitu memberi maaf. Sebagaimana pesan Abu Sufyan terhadap dua orang Quraisy yang berselisih atas haknya. Boleh jadi empati muncul atas pengalaman pahit yang pernah diderita, kesadaran tentang siapa dirinya dan juga kejernihan berfikir dan hati yang terang. Kisah-kisah para amirul mukminin Harun Al-rasyidh misalnya yang telah menjatuhkan hukuman mati kepada salah seorang warganya yang bersalah. Namun dengan penjelasan akan bagaimana tingginya posisi memberi maaf, maka iapun mencabut hukuman itu. Abraham Lincoln sebagai tokoh terkenal Amerika juga mungkin seperti itu. Empatinya terhadap masyarakat, boleh jadi karena dia sadar bahwa ia berasal dari bawah, dari kuli, kemudian menjadi pengacara sampai menjadi presiden.
4. Berani. Cara berani adalah dengan sadar bahwa engkau punya harga diri. Pribadi yang berani adalah yang sanggup menghadapi segala kesulitan atau bahaya dengan tidak kehilangan akal. Hidup hanyalah semata-mata kesulitan yang saling menyambung. Sehingga kesulitan tidak akan dapat untuk dielakkan, namun dihadapi dengan tabah. Keberanian dapat dipengaruhi oleh keilmuan dan kesehatan tubuh seseorang. Bagi suatu bangsa juga akan berlaku seperti itu, jika keberanian suatu bangsa masih ada, kejernihan akal masih hidup pada masyarakatnya. Maka kesulitan apapun yang dihadapinya akan dapat ditempuh dan akan bangkit kembali. Berani tidak hanya untuk menang, namun juga berani menerima kekalahan.

**************************************************
   Sikap berani ditandai dengan ketenangan dan tidak gugup sehebat apapun pihak yang dihadapi. Kesadaran kita akan harga dirilah yang membuat kita tetap berani. Berdiri sendiri pada kebenaran merupakan keberanian, daripada mengekor pada kebanyakan orang, padahal nyata bahwa itu salah. Plato menyebutkan bahwa “Si pengekor orang banyak tidak akan menjadi orang besar”. Berani saja menghadapi masalah, karena kusut akan diselesaikan dan keruh akan dijernihkan. Dalam menulis juga begitu cun, kalau ndak berani nulis yang benar sekarang, maka lemparkan aja penamu, hancurkan laptopmu dan ambil cangkol, maka selesai perkara. Namun saat engkau berani berdiri, maka saat itulah engkau memiliki kepribadian. Coba catat perkataan Muhammad Ali Pasya yang menjadi pendiri mesir “Kesempatan datang dengan tiba-tiba dan pergi dengan tiba-tiba. Hanya orang yang berani yang menangkap kesempatan itu dan kemudian ia sanggup menciptakan pekerjaan besar. Maka berikan aku kesempatan dan lemparkanlah aku ke laut”. Beranilah seperti singa, sehari ia hidup adalah seratus tahun bagi si domba.
5. Bijaksana. Timbulnya kebijaksanaan adalah karena ilmu, ketetapan hati, dan karena meletakkan sesuatu pada tempatnya serta menilik sesuatu berdasarkan nilainya. Yang sangat banyak merusak kebijaksanaan adalah sifat kasar, cepat marah, dengki dan benci, tidak respect pada pendirian orang lain dan merasa dirinya paling benar. Pintar diobati dengan belajar, cakap diobati dengan pengalaman, namun jujur susah diperbaiki
    
     Cara cara untuk bijaksana:
1. Bersiap dan tidak terburu buru
2. Ilmu dan pengalaman
3. Cerdik cendikia
4. Teguh dan tetap hati
Pantangannya
1. Terburu buru
2. Terlalu panjang berfikir
3. Kurang ilmu dan pengalaman
4. Salh berfikir
5. Beku, lamban dan damban
6. Berpandangan baik, bagaimana kita bisa memiliki pribadi hebat jika pandangan yang kita ambil selalu dari hal-hal yang buruk? Jika ada gelombang yang memberikan dampak positif, hendaklah gelombang itu dijaga setelah dibuat bukan dihentikan ketika tujuan telah sampai. Mencapai memang sulit, namun mempertahankan juga tidak kalah sulit, saat sudah hilang maka kecewanya juga buruk.
7. Tahu diri, tahu diri itu kita sadar bahwa kita punya harga diri, punya derajat sehingga tidak menjadi penjilat. Tidak juga sombong karena secara hakikat kita sama. Sama-sama manusia, hanya saja aku berkedudukan sebagai orang yang tidak sama dengan kedudukanmu saat ini.
8. Kesehatan tubuh, penting sekali karena sangat besarlah pengaruh kesehatan tubuh terhadap kejernihan fikiran. Fikiran sehat adalah pribadi yang sehat. Tubuh yang sehat tidaklah dimaksud dengan tubuh yang sempurna tanpa ada cacat. Karena konten yang paling penting dalam tubuh yang sehat adalah jiwa yang sehat.
9. Bijak dalam berbicara, kefasihan dalam berbicara dan bijak memilih kata juga merupakan sebuah tanda pribadi hebat. Musa as yang diutus menghadapi raja zalim firaun bahkan meminta kepada rabbnya agar difasihkan/dilancarkan bicaranya, sampai ia memohon kepada rabbnya agar Harun as diutus bersamanya karena lebih fasih bicaranya. Bijak berkata-kata mencakup tiga hal: 1. Perasaan yang halus, 2. Kefasihan bicara, 3. Kekayaan bahasa.
10. Percaya kepada diri sendiri, apalah jadinya perjuangan dan kesuksesan jika kita tidak percaya pada diri kita sendiri. Anak burung, hanya bermodalkan latihan dan kekuatan sayapnya, ia dilepas induknya setelah dilatih terbang. Pergi pagi dengan perut lapar dan pulang sorenya dengan perut kenyang. Pribadi yang berguna adalah pribadi yang percaya dengan kekuatan diri sendiri. Jangan suka menjadi pak turut, taklid.

**************************************************
Hubungan Antara Jasmani dan Ruhani.
Setidaknya, ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, termasuklah ia lingkungan, teman dan bacaan, juga otak, darah, perut dan maaf, alat kelamin. Ya, mungkin secara teori kita mendapati ada banyak tipe kepribadian berdasarkan hawa tubuhnya. Seperti melankolis, sanguine, tenang dan sebagainya. Akan tetapi, hal itu hanya teori. Ada banyak kejadian yang terlihat sebagai melankolis, namun ternyata aslinya adalah orang yang suka bergembira ria. Adapula yang dari tulisannya kita melihat bahwa ia adalah seorang yang jenaka, ternyata dalam kenyataannya dia adalah seorang yang melankolis. Salah satu yang sangat erat kaitannya dengan kepribadian adalah otak, lihatlah otak ia bisa disamakan dengan dongeng tua yang pernah diceritakan hamka tentang digumpal seujung kuku, dikembangkan selebar alam. Bagaimana tidak, ia hanya berukuran kecil untuk berfikir, namun jika dilaksanakan maka efeknya dapat merebak sepanjang alam.
Jika tidak ada tiga perkara, maka rusak dan binasalah dunia ini. Jika tidak ada syahwat, maka binasalah keturunan, jika tidak ada keinginan mencari nafkah maka hancurlah penghidupan dan bila tiada rasa ingin terkemuka, maka binasalah ilmu pengetahuan (Khalif Al-Ma’mun).

**************************************************
Pribadi Bangsa
Ilmu yang diperoleh oleh generasi bangsa bukanlah untuk menekan si bodoh.

**************************************************
Yang Menguatkan Pribadi
a. Memiliki Tujuan, karena ia menguatkan, mengajak kedepan dan tetap maju.
b. Berkeinginan Bekerja, karena mati mengejar cita-cita adalah permulaan nilai hidup.
c. Rasa Wajib, kewajiban adalah yang diperintahkan oleh hati sendiri, bukan yang diperintahkan oleh orang lain. Telanjangi hatimu dan jemur ia dengan cahaya Tuhan. Memikul kewajiban yang bukan kewajiban diri sendiri adalah menipu diri sendiri, menghabiskan umur dan tenaga. Bagi orang beriman itu, tidak ada dosa yang kecil, semua dosa baginya besar.
d. Pengaruh Agama dan Iman, sebanyak apapun bacaan bukumu, banyak tulisan dan susunan artikel di lemarimu, jika tidak punya iman/kepercayaan, engkau tidak akan pernah berani menghadapi kewajiban. Kemana tempat berlindungmu dari ancama azab Tuhan? Hanya satu bukan? Hanya kepadaNya saja, ya hanya kepadaNya.
e. Pengaruh Sholat dan Ibadah, sebagaimana yang dilakukan oleh Jenderal Eisenhower ketika memimpin negara sekutu menghadapi Hitler, menurutnya kekuatan fisik dan persenjataan lengkap tidaklah berdaya tanpa izin Tuhannya, maka ia sembahyang menurut agamanya. Hal yang sama juga dikisahkan saat pertanyaan Stalin kepada Churcill dalam masa-masa perang dunia kedua. Stallin bertanya tentang seberapa besar kekuatan tentara Paus Pius XII di Roma hingga ia dimasukkan dalam pertemuan?. Maka dengan singkat Paus menjawab bahwa tentaranya terlalu banyak dilangit. Tampaklah bagaimana curamnya perbedaan kebendaan diantara keduanya.

**************************************************
Jiwa yang besar tak perlu dipukul dengan gong, jiwa besar itu tenang jalannya, melangkah setapak demi setapak. Jiwa besar itu tidak gelisah karena ia tidak takut dan tidak segan. Juga tidak cemburu,  hasad dan dengki yang hanya akan meracuni kebesaran jiwanya. Selain itu, kehidupan mewah juga seringkali menggelisahkan jiwa, karena jiwa dipaksa untuk melebihi kemampuan dan kesanggupan dirinya. Jiwa yang besar itu juga orangnya rela dan berusaha. Rela berarti ia memaksimlakan pekerjaannya dan mempertinggi mutunya. Rela itu bukan seperti “Cukuplah begitu saja”, itu namanya mati bukan rela. Kalau mau maju, maka kita harus mencari yang lebih sempurna. Ikan yang berani melawan arus biasanya dagingnya lebih tebal dibanding ikan tebat. Jiwa yang besar juga tegak pada kebenaran, seperti kisah Emile Zola, seorang penulis Perancis yang membela Dreyfus yang sebenarnya tidak bersalah, namun dijatuhi hukuman oleh pemerintah yang anti padanya. Gagal dalam kemuliaan itu lebih baik daripada menang dalam kehinaan.

**************************************************
Beberapa Hal yang melemahkan pribadi
1. Bayang-bayang orang lain
2. Ikatan adat lama pusaka usang
3. Budak buku dan tidak berani berpendapat sendiri
4. Tidak tentu arah, ingin semua sehingga ia bagai berjalan dipadang pasir luas yang ditipu fatamorgana
5. Menjadi benalu,

**************************************************
Kesempurnaan Pribadi
1. Memiliki Pandangan Hidup
2. Berani dan Bertanggungjawab
3. Ikhlas dan sabar
4. Kemauan yang keras
5. Bersemangat
6. Berperasaan halus.

Kamis, 20 Februari 2020

Fase Hidup

[Medan Polonia, 20 Februari 2020]



beranjak semakin tua
Hidup memang singkat.
Namun sesingkat apapun hidup, ada beberapa fase yang dilalui, mulai dari awal kita hadir di dunia sampai akhir hayat.
Secara umum, fase-fase itu saya utarakan disini menjadi lima fase. Kelima fase ini bukanlah hasil pemikiran saya sendiri. Akan tetapi merupakan hasil bacaan saya terhadap sebuah artikel yang dimuat di situs eramuslim.com dahulu kala. Hari ini aku memilih menuliskannya.

Lima fase yang dimaksud adalah saya sebutkan secara berurutan:
1. Fase kelahiran
2. Fase sekolah/belajar
3. Fase bekerja
4. Fase pernikahan
5. Fase kematian

Lima fase tersebut tidak semuanya dinikmati oleh kita selaku makhluk hidup. Namun ada dua fase yang pasti dan harus kita lalui. Siapapun orangnya, sekaya apaun, sehebat apapun maka kedua fase itu harus dilalui, fase itu adalah fase pertama (kelahiran) dan fase terakhir (kematian).
Tentu saja saya pribadi sangat berharap agar Allah memberikan saya kesempatan untuk dapat menjalani seluruh fase tersebut dengan baik dan penuh keberkahan serta selalu dekat dengan Allah. Semakin naik ke fase selanjutnya, maka harapannya semakin dekat dengan keridhaan Allah.

Banyak dari manusia yang tidak dapat menikmati keseluruhannya, banyak juga yang menjalni secara keseluruhan fase-fase tersebut. Namun semakin bertambah fasenya, semakin ia bertambah ingkar dan jauh dari keridhaan Allah, sekalipun begitu ada banyak orang yang menjalani seluruh fase tersebut dengan baik dan mengakhirinya dalam keadaan yang baik pula.

Kadang kita melihat, beberapa orang yang kita kenal hanya menjalani dua fase. Baru saja ia dilahirkan ke dunia, ia sudah memasuki fase kelima. Tanpa menikmati indahnya belajar, bekerja dan berkeluarga.
Ada pula yang menjalani tiga fase saja. ia lahir ke dunia. Namun tidak menyicipi indahnya belajar di sekolah dikarenakan beberapa hal, namun ia menikah dan kemudian menghadapi kematian. Adapula yang ia sempat mengenyam pendidikan di sekolah, namun belum sempat bekerja dan menikah, ia sudah dipanggil oleh rabbnya. Adapun yang pernah sekolah, juga punya pekerjaan. Namun ia belum menikah dan ajalnya lebih dahulu tiba. Segala kemungkinan dapat terjadi selama nyawa masih ada dalam badan.

Kelima fase itu hanyalah fase umum, tentunya kita semua berharap agar dapat menjalani kelima fase itu dengan dilingkupi oleh keridhaan Allah.

Lima fase kehidupan, dua diantaranya adalah sesuatu yang pasti. Sementara tiga lainnya, tidak ada manusia yang mengetahui apakah ia akan menjalaninya atau ia akan melewatkannya.

Wallahu a'lam.

Maghrib menjelang Isya
19.44

Rabu, 19 Februari 2020

Akhirnya Pernah ke Tanjung Balai

Bismillah,
[09 Februari 2020]

Awalan
Aku mulai ceritanya dari tanggal 08 Februari 2020, dimana aku sudah ambil mobil ambulance duluan untuk jalan - jalan 😅 sekalian mengantar ambal ke daerah Binjai dan Stabat (halah, alasan).
Sebenarnya, rencana awal aku tidak berangkat sendiri, ada si Boang Manalu yang pengen ikut, namun tak kunjung datang khabarnya sampai aku memutuskan untuk berangkat sendiri saja.

*****************************************************************

Setelah selesai mengantar ambal, maka aku putar balik menuju binjai. Yah, sebenarnya masih mau jalan-jalan dulu sembari nyari tempat makan. Jalan-jalan kan enaknya kalau ada makannya juga. wkwkwwk.
Namun aku memilih untuk makan didaerah yang searah dengan jalan menuju binjai. Aku makan di sebuah warung yang sebelumnya sudah kulihat ramai pengunjung, saat menuju Stabat. Rumah makan minang, wkwkwkwkwk
Jauh-jauh kemari, makanya di rumah makan minang.

*****************************************************************

Sehabis makan, aku pesankan satu ikan bakar buat si kucing dan berangkat menuju Binjai. Di Binjai, kegiatannya adalah ngecek bibit ikan nila. Yah, rencananya kami mau beli ikan nila di daerah sana. Kedatanganku dimaksudkan untuk mengangkut barangnya dari tempat pembibitan ke kolam di daerah johor. Namun, ternyata bibit yang diinginkan belum ada, sehingga aku kembali menuju medan dengan tanpa membawa apa-apa dan sendirian......

*****************************************************************

Okelah, setelah sholat ashar di Mesjid Agung Binjai, aku kembali beranjak menuju Medan. Sampai di rumah itu sudah menjelang maghrib. Setelah sholat dan segala macam sampai isya, aku belum bisa istirahat full. Hapeku berbunyi, ada yang ngajak untuk diskusi. Tapi aku lupa apa topik yang kami bahas malam itu, pokoknya kami diskusi sampai larut malam, hampir menjelang jam 23.30. Selesai diskusi kami pulang. Sesampainya di rumah, aku teringat dengan mobil ambulance yang belum ku kembalikan ke asalnya. Ya sudah, badan agak lelah jadi besok pagi saja dikembalikan. 
Aku memilih istirahat dan memarkirkan mobil dihalaman depan rumah dan kemudian istirahat, tidur.

*****************************************************************

Tok..tok...tok, bang.....ada yang nyariin
Aku kaget dan bangun........
Segera aku keluar dari kamarku dan bertanya ada apa? Aku bingung dan heran tentunya. Jam 4.30 pagi sudah ada yang nyariin. Aku berfikir ada maling, atau ada yang hendak nginap atau entah apa. Dengan mata yang masih kabur, aku menuju ke depan dan bertemu dengan orang yang mencari. 
Oh ternyata tetangga sebelah, mereka kemalangan. Salah satu anggota keluarganya meninggal dunia dan harus dibawa ke Tanjung Balai.
" Ya Allah, kok nggak tadi malam aja kukembalikan mobil ini, fikirku....hahaha"
Tapi ya sudah, selama masih baik dan benar, lakukan.

*****************************************************************

Awalnya aku menolak dengan berbagai alasan, namun yah begitulah.
Mereka meminta untuk langsung berangkat atau siap sholat subuh juga tidak masalah, namun aku menolak. Karena aku sudah ada janji untuk ikut serta dalam pernikahan adik ipar temanku, selain itu pada hari yang sama kami juga harus melaksanakan grand opening rumah belajar sejak pagi.
Sementara ini mobil tidak boleh dibawa oleh sembarang orang.
Nanti ya pak saya konfirmasi lagi, habis shubuh. Ucapku.

*****************************************************************

Sehabis subuh Aku pun segera menghubungi pengelola ambulan dan confirm. Kemudian menghubungi temanku supaya agendanya tepat waktu. Agar aku bisa segera berangkat.
"Dokter, agendanya pas jam 8 kan?' Begitu kira-kira kutanyakan melalui WA. Tidak berapa lama, dia menjawab kalau kegiatannya di undur ke 8.45-09.00. Aku menjelaskan bahwa sebisa mungkin aku harus berangkat ke Tanjung Balai karena ada suatu hal. Segan dong kalau saya yang batalin. Pada akhirnya, dia memutuskan agar saya jalan ke Tanjung Balai saja, sementara untuk agenda pernikahan, aku bantu cari teman yang bisa menggantikan, sementara opsi terakhirnya adalah dia sendiri. Yah, aku sudah lumayan tenang dan tidak perlu sibuk mencari pengganti. Karena sudah ada opsi terakhir. wkwkwkwkwkwk.
Hal yang harus dipastikan selanjutnya adalah persiapan grand opening rumah belajar. Sekitar jam 08.15, Aku sudah bisa bergerak keluar rumah. Menghidupkan mobil, bergerak mengisi bahan bakar full tank, sembari membeli konsumsi kegiatan rumah belajar, membeli sarapan, kemudian kembali ke rumah dan bersiap-siap. Setelah konsumsi rumah belajar sudah diturunkan dan aku pastikan bahwa kegiatan grand opening bisa berjalan, maka aku sarapan sejenak didalam mobil dan kemudian bergerak menuju rumah duka.

*****************************************************************

Sesampai di rumah duka, aku buka pintu belakang dan memberi kode supaya jenazahnya (a) segera dimasukkan. Maklumlah, mereka minta kalau bisa sebelum zuhur sudah sampai, sementara aku tidak tahu rutenya bagaimana. Aku belum pernah kesana.
Sembari menunggu, aku berdoa-doa, menghibur diri. Ketika sedang dalam keadaan seperti itu, aku melihat si (a) sudah dibopong untuk dihantar ke dalam mobil. Aku membantu mendorong agar tidak salah posisi. Dan waw, aku sedikit kaget ketika aku melihat wajah si (a) yang tidak ditutup. Bisa bayangin gimana rasanya? wkwkwkwkwk.
"wih, pak jangan gini dong pak, ditutup wajahnya pak, jangan gini. Ambilkan kain panjang pak"Begitu kira-kira arahanku saat melihatnya. Dalam hatiku berkata "Kalau gak ditutup, aku bisa lihat dari depan melaui cermin". wkwkwkwkwkwkwkk.

Akhirnya, kami sudah ready berangkat, lampu kuhidupkan dan sirini kukencangkan dan cuss, menuju tanjung balai via toll.

*****************************************************************




Diperjalanan
Di dalam mobil, kami ada 5 orang termasuk si A. Ada pak legino yang duduk paling depan sekalian penunjuk arah. Kurang lebih satu jam, kami sudah keluar dari tol melalui gerbang tebing tinggi. Memang sih, secara umum aku tau arah tanjung balai itu kemana. Karena jika aku pulang kampung menggunakan bus, maka kami melewati pertigaan Tanjung Balai tersebut (Simpang Kawat). Namun, si bapak mengarahkan agar melewati jalan kota tebing tinggi alias ambil jalan lurus. Asumsinya bahwa jika lewat mengikuti jalan yang satunya, maka akan macet karena adanya truk dan bus. Okelah aku turuti, toh beliau yang tau jalannya. 
Aku tetap menjaga agar kecepatan mobil tetap stabil namun agak sedikit cepat. Sampai menemui lampur merah di persimpangan. Aku bertanya kemana arahnya, lurus atau belok. si Bapak bilang lurus terus sampai kalau tidak salah sudah melewati 2 atau 3 lampu merah. 
Sebenarnya aku sudah merasa kalau jalannya sudah ndak betul, tapi ketika kutanya apakah benar atau tidak. Mereka bilang terus saja.
Sampai akhirnya aku nyeletuk. "Pak, ini kalau lurus terus kita dah sampai siantar" dan waw.
Akhirnya mereka kaget dan tersadar. Kami salah jalan. wkwkwkwkwk
"Ini gimana sih, gak tau ya yang dibawa ini apa, bukan makanan tapi si (a)" fikirku.
Kami putar balik dan aku memutuskan mengikuti pilihanku dan tidak bertanya dulu. 
Akhirnya, kami berada pada jalan yang benar.
Perjalanan kami lumayan lancar karena sirine kuhidupkan dengan keras, lampu depan juga kuhidupkan dan pastinya gak mau ngalah dengan kenderaan lain. Asalkan tidak menghajar lobang atau nyenggol, karena bisa-bisa saat itu kami ikut nyusul si (a) atau dia bangun dan nyapa kami. Kan ngeri....😅😅😅
Alhasil, kami sudah memasuki kota tanjung balai sekitar jam 11.40

*****************************************************************

Tidak berapa lama dari kota, kami sudah mendapati jembatan. Aku tak tau nama jembatannya. Namun saat melewati jembatan itu, aku langsung teringat dengan temanku. Namanya Sutan. Kami pernah berdiskusi soal jembatan terpanjang, dan dia menyebutkan bahwa panjang jembatan ini hampir sama dengan panjang jembatan yang ada di Palembang, katanya. Meski bedanya hanya beberapa meter saja.
Diujung jembatan, sudah ada keluarga si (a) yang menunggu. Ternyata rumahnya berada tidak jauh dari jembatan ini. Habis dari jembatan, aku langsung banting setir ke kiri, memutar 180 derajat dan memasuki jalan desa ke arah rumah duka di daerah sei nangka.
Dengan terpaksa dan sabar, aku harus membawa mobil dengan pelan, karena jalanan yang bergelombang, berbatu.
Sampai akhirnya kami sampai dan si (a) langsung di turunkan dan dibawa entah kemana. Aku sudah tidak mengikutinya karena butuh istirahat dan juga lavar....

*****************************************************************

Setelah istirahat sejenak, kami makan meski aku merasa tidak selera. Maklumlah, masih kurang pede makan ikan laut gegara isu si babi, padahal yang kupilih adalah daging ayam. Tapi ya begitulah.
Sehabis makan, aku minta difotokan disamping sungai besar ini dan kemudian kami sholat berjamaah zuhur di musholla terdekat dan akupun pulang. Keluar dari sei nangka, aku masih bersama dengan pak legino. Hal ini dikarenakan aku tidak jalan keluar. Bisa-bisa salah belok nyampenya ke laut. wkwkwkwkwkwk.
Natural
Aku dituntun sampai ke jembatan terpanjang tersebut. Sesampainya disana maka kami berpisah dan aku pulang, SENDIRIAN......

*****************************************************************

Tanjung Balai
Karena sudah sampai di Tanjung Balai, aku fikir saya dong kalau langsung pulang. Maka aku hubungi orang yang bisa kuhubungi saat itu, termasuk si dia (yang lagi ngeduren), meski bukan orang tanjung balai. Kuhubungi sabki, adik kelasku yang tinggal didaerah sana. 
Aku memintanya untuk menunjukkan dimana tempat makan atau tempat minum yang enak. Awalnya aku berfikir untuk minum di atas jembatan itu saja. Toh banyak pedagang kami lima yang berjualan minuman di atasnya. Namun karena nggak recommended, maka aku ikuti pilihan yang lebih tau. Sebagai tanda aku sudah sampai, aku memilih difoto saat berada di jembatan. Meski tidak ada penanda bahwa itu jembatan tanjung balai. 😉

Kamipun beranjak menuju Pasar Kawat II, disini katanya ada es campur enak.
Karena kami cuma bedua, ya jadi pesannya cuma dua porsi saja.



Di tempat ini, sepertinya hanya ada minuman saja, tidak ada tanda-tanda makanan enak. Kapan-kapan kalau ke Tanjung Balai lagi, kamu kubawa kemari buat nyicipin rasanya. in syaa allah.
https://www.google.com/maps/place/2%C2%B058'04.3%22N+99%C2%B048'20.9%22E/@2.9678524,99.8036027,17z/data=!3m1!4b1!4m5!3m4!1s0x0:0x0!8m2!3d2.9678524!4d99.8057914?hl=en
yang kulihat, menunya ada es campur, kolding as kolak dingin, pokat kocok, kelapa muda dan sebagainya. Termasuk air putih, wkwkwkwkwkwkw.

Sehabis istirahat sejenak disini, aku meminta untuk ditunjukkan dimana rumahnya sabki. hihi. Biar sekalian aku bisa istirahat sejenak. Penat juga rasanya karena bangun-bangun dikagetin, trus harus mikir kegiatan dan kemudian langsung jalan. Di Jalan mata harus fokus non stop.

Akhirnya, aku bisa singgah dirumahnya yang berada tidak jauh dari Pasar Kawat II ini. 

*****************************************************************

Sehabis istirahat dan disuruh makan lagi di rumah sabki (omg, padahal aku butuhnya tidur, akhirnya makan tak jadi tidur). Aku siap-siap menuju tempat selanjutnya.
Kuhubungi abang sepupuku segera dan mengabari aku akan singgah di rumahnya. Ternyata lokasi rumahnya tidak begitu sulit ditemukan. Tidak jauh dari kantor BPJS Kota Tanjung Balai.
mmmm, sampai di sana aku istirahat kembali, berbicara panjang lebar segala macam. Maklumlah kami jarang sekali berjumpa dan aku belum pernah ketempatnya sejak dulu. Padahal keluargaku yang ,lain sudah berkunjung kerumahnya lebih awal.
Sehabis sholat ashar dan berjumpa dengan Nayla (anaknya), aku pun beranjak. wkwkwk tujuan utamanya sebenarnya itu, jumpa si kecil nayla.

*****************************************************************

Pulang
Waktu sudah sore, mataharipun sudah mulai tenggelam, sudah mulai gelap sementara di dalam mobil aku sendirian.
Jika AC kuhidupkan, maka kaca harus ditutup semua dan didalam hening sehingga aku berfikir aneh-aneh. wkwkwkwwk
Jadi tiap sebentar buka kaca.
Kecepatan mobil tidak bisa disamakan dengan sebelumnya, aku sendirian, jalanan juga lebih macet dan gelap.

Aku sholat maghrib sebelum memasuki tol tebing tinggi, di daerah Indra Pura (daerahnya si MTS, namun pas ditelfon dia ada disiantar, makumlah pengantin baru).
Sehabis sholat maghrib aku langsung bergerak menuju Medan melalui tol tebing tinggi-amplas.
Baterai hapeku sudah habis sejak hendak menunaikan sholat maghrib.
Didalam tol, kaca mobil lebih sering aku biarkan terbuka supaya aku lebih nyaman. hahahaha

*****************************************************************
Oh iya, jika melewati jalan tol, saat ini sudah ada rest area yang bisa digunakan oleh pengendara untuk istirahat, isi bahan bakar, beribadah, mandi, makan dan tentunya, foto-foto...
Aku sudah mencoba sekali, buruan yang belum pernah, mumpung kamar mandinya masih okay.😁

*****************************************************************

Penghabisan
Alhamdulillah, hari ini aku sampai di Tanjung Balai.
Juga sampai Medan dengan selamat sekitar 21.30 malam.

*****************************************************************

Memang tidak ada kutulis, namun aku ingin sekali untuk menginjakkan kaki di Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Utara ini, entah bagaimanapun caranya.
Mudah-mudahan Nias, Phak-Phak dan Gunung Sitoli segera tersusul. 😉

*****************************************************************