Rabu, 06 Mei 2020

Pilar-Pilar Kebangkitan Umat

Malam ini malam ke-14 Ramadhan 1441 H
Kalau nggak salah.
Salah juga ndak papa
Selepas tarawih tadi dan berbincang-bincang sedikit dengan jamaah disana, aku berjalan pulang sendirian.

Sebenarnya pikiran ku berisi, tapi aku tak tau bagaimana menjelaskannya.
Harusnya hal-hal seperti itu tak perlu kufikirkan.
Itu hanya asumsi-asumsi dan tentunya tidak perlu dibawa pusing.
Pusing juga ndak papa

Aku tatap ke atas, Nampak bulan hampir sempurna purnama, awannya putih dan dasarnya bersih.
hhhh, kampung
Aku memikirkan kampung saja (mencoba memikirkan yang lain).
Langitnya, persis seperti dikampung, hanya saja tidak ada bintang
Angin....suhunya.....
Rasanya fikirkanku sudah beralih ke kampung dan fresh, tapi ternyata tidak.
Memasuki rumah, langit sudah tak tampak dan fikiranpun beralih.

Baiklah, kulihat sejenak  si kucing kecil yang baru kuangkut kemaren siang, warnanya hitam sedikit berbelang kuning. Kasian sedari shubuh dah ngeong-ngeong, akhirnya jam-jam 10 pagi aku bawa saja ke rumah. Pas kulihat tadi, eh ternyata dia sudah tidur.
Yah, ya sudahlah ndak papa

Aku ngaji aja dah, khatamkaan an-nahl
Trus ngapain lagi ya...
Akhirnya aku teringat dengan buku ini, buku Pilar-Pilar Kebangkitan Umat.
Nah, aku nulis tentang ini aja.
Nulis juga ndak papa kan?😅

Sebenarnya ini buku sudah selesai dibaca maret atau april lalu.
Buku ini selesai dibaca di malam hari, dan selepas membaca buku ini badanku mulai tak nyaman
Panas, lemas, pusing sehingga tak sempat kutuliskan apa yang kuingat
Besoknya makin parah, bahkan subuhpun aku dikamar saja.
Makan sebatasnya (seperti pesan umak "tiga suapan pun ndak papa"), paksakan.
Dua hari aku masih demam (sampai senin siang). Agak khawatir juga saat itu gejala corona, wkwkwkwk
Tapi alhamdulillah tidak, mungkin kecapekan, atau masalah mata, atau masalah fikiran, atau masalah apalah gitu.

Pokoknya, ndak papa
kan sudah lewat.


Okelah.
Buku ini
Judulnya: Pilar-Pilar Kebangkitan Umat
Ditulis oleh: Prof. Dr. Abdul Hamid Al-Ghazali
Diterbitkan: Al-I'tishom
337 halaman

Buku ini merupakan ringkasan atau inti sari gitu dari Majmu'at Arrasail.
apa itu? kalian cari tau sendiri lah ya.
Nggak banyak yang bisa kutuangkan tentang buku Pilar-Pilar Kebangkitan Umat ini.
Lebih aku sarankan agar kita membaca terlebih dahulu buku Majmuaturrasail nya, baru kemudian membaca buku ini.

Dakwah kita harus tetap berjalan, dan kita harus senantiasa berusaha untuk istiqomah (semoga nanti keberadaanmu menguatkanku)
Kita mengharapkan sesuatu yang tidak mereka harapkan, maka tetaplah bekerja, tetaplah berkarya.
Bergerak saja dalam ketentuan yang benar.


Duhai saudaraku para aktivis dakwah, hendaklah kita senantiasa memahami tentang dimana posisi kita diantara penduduk bumi saat sekarang ini. Dimana posisi dakwah kita diantara dakwah-dakwah lain, jamaah apa jamaah yang kita ikuti saat ini dan mencoba memahami tentang apa nian tujuan kita dipertemukan, diikatkan hatinya dan didudukkan dalam forum yang kita lakukan saat ini. Hendaklah kita selalu ingat bahwa, tidak ada yang lepas dari Allah.

Ketahuilah bahwa permasalahan hakiki yang sedang kita hadapi adalah permasalahan eksistensi peradaban islam.  Bukan kehilangan tanah, kehilangan rumah. Terkadang masalah itu memang muncul sesaat. Namun janganlah kita lupa bahwa masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah masalah peradaban. Dan ingat pula bahwa islam pernah membangun peradaban yang maju dalam sejarah. Maka dimana kita? Tentu saja kita adalah pewaris peradaban yang agung tersebut.Maka tanamkanlah dalam diri kita keimanan pada agungnya risalah islam tersebut, banggalah mengemban dan optimislah terhadap dukungan serta pertolongan Allah.


Pada dasarnya ibadah adalah kepatuhan total tanpa mempertimbangkan makna-maknanya. Lain dengan adat yang harus kita ketahui pilosofi, hikmah dan mempertimbangkan rahasia-rahasianya.

Dakwah ini tidak aka serasi, kecuali dengan orang yang telah memahaminya dari segala sisinya. Maka hendaklah kita saling menasehati dalam hal tersebut.

Janganlah kita melawan kaidah alam, sebab ia akan mengalahkanmu. Namun tundukkan, manfaatkan, alihkan arusnya dan gunakanlah sebagiannya menaklukkan sebagian yang lain.

Tidak ada sesuatupun yang menjamin tegaknya perdamaian kecuali kesiapan untuk berperang.

Celakalah Hamba Dinar, Celakalah Hamba Dirham, Celakalah Hamba Selimut.
Kader dan pengakderan adalah rahasia kehidupan dan kebangkitan umat. Kuat lemahnya suatu umat diukur dari sejauh mana kesuburannya dalam menghasilkan kader yang ksatria yang benar.

Duhai para murabbi, para penyeru isme-isme yang ada sebelum kita duduk disini tentu akan sangat jauh berbeeda dengan penyeru dengan penyeru/dai/misinoaris pada saat sekarang ini. Mereka akan tampil lebih intelek, lebih profesional, berbakat dan tentu terlatih. Ada mereka yang telah terlatih untuk menerangkan yang samar dengan pemikiran mereka, berkata bijak menurut isme mereka.
Ilmu itu penting, baca At-taubah 122-123


Itu dulu ya
Gak papa kan?

Ndak papa
Okelah kalau ndak papa
😆😅