Selasa, 18 Juni 2019

Berbuat Baik Semaksimal Mungkin

Tidak ada orang yang tahu kapan ajal kita akan datang.
Tapi mungkin ada orang yang tahu bahwa kita punya rutinitas.
Meski dia tidak tahu kalau selain rutinitas yang ia lihat, kita semua memiliki aktivitas lain yang statusnya kita anggap penting.

Berbuat baiklah selagi itu benar dan diberi kesempatan, kepada siapapun.
Tidak perlu diperdulikan betul apa anggapan orang.
Luruskan kalau memang urgent untuk diluruskan, lainnya mungkin bisa ditanggapi dengan diam dan senyuman.
Karena bagaimanapun dia tidak akan tahu apa maksud, tujuan dan hal yang kita lakukan secara keseluruhan.
Orang lain tidak tahu bagaimana kisah hidupmu, apa saja yang sudah, sedang dan akan engkau jalani. Yang mereka tau umumnya adalah memberikan penilaian atau sindiran.

Berbuat baiklah selagi bisa, tak perlu engkau jelaskan kalau engkau mau kesana untuk memberi ini, engkau ingin kesana untuk membantu ini dan itu dan sebagainya.

#Kita Tidak Sebijak Kata-Kata

Hari ini aku bahagia, padahal cuma nengok Tupperware dan seekor ikan (kuharap ada dua sih) 😉😅😅

Sabtu, 15 Juni 2019

Cerita Idul Fitri 1440 H

Mohon maaf lahir dan bathin,
Fa'fu washfahu...

***************************************************************
Semoga hari raya kali ini semakin menjadikan kita pribadi yang barokah, tentunya kalau dibilang barokah, maka kita langsung ingat bahwa barokah itu lebih dekat kepada Allah. Umur yang barokah salah satunya terlihat dari semakin banyak ulang tahunnya maka semakin dekat ia dengan rabbnya. Ilmunya barokah karena dengan ilmu/gelarnya mendekatkan ia kepada rabbnya.

***************************************************************

Baiklah.
Sedikit saya akan simpan dan tuliskan tentang saya dan tusla (tujuh hari sebelum dan sesudah lebaran). Walaupun gak pas tujuh hari.

***************************************************************

Di hari raya kali ini, saya pulang ke kampung agak berbeda. Nggak naik bus atau travel. Tapi bersama dengan saudara dari Payakumbuh. Kami bergantian membawa mobil. Dia dari medan sampai sidempuan dan selebihnya saya sampai ke pasaman pada shift malam. Tiket bus yang sudah saya pesan sengaja dibatalkan karena berniat membantu kawan yang satu ini, agar tidak terlalu capek membawa mobil.

***************************************************************

Dua hari di rumah untuk ikut berbuka bersama di rumah sudah sangat membahagiakan bagi saya. Ya hari raya ini saya memang niatkan buka puasanya di rumah saja. Bukan dengan teman SD, SMP, SMA atau sekampung. Terlebih saya saat itu menjadi anak laki-laki paling tua di rumah, sementara abang ganteng saya berangkat ke medan sehari setelah saya sampai di rumah. Dia mendapat tugas untuk jalan-jalan dan membawa family yang di medan pulang ke ujunggading pasca sholat di medan. Hobinya memang jalan-jalan 😅

***************************************************************

Hari raya, selepas sholat kami langsung pulang ke rumah sambil menunggu ayah pulang (sedang menjadi khatib ied fitri di daerah Tamunarang). Siangnya sehabis sholat dan makan. Kami berangkat menuju Padang Pariaman tepatnya Bandara Internasional Minangkabau. Hajatnya adalah menjemput adik saya yang kuliah di IPB Bogor, dia baru bisa pulang setelah melaksanakan sholat ied di Mesjid Hurriyah IPB. Ya alhamdulillah dia termasuk salah satu mahasiswa yang tinggal disana.
pulang dari lapangan
***************************************************************

Kami berangkat jam 14.00an dan sampai sekitar jam 20.30. Terhitung lama karena mobil yang kami bawa itu penuh dengan tantangan dan harus hati hati serta pelan-pelan membawanya (sesuai pesan abang ganteng saya tentang tatacara membawanya). Itu momen pertama saya membawa kenderaan (baik sepeda motor/mobil) ke daerah padang. Sebelumnya selalu dibawa abang saya, sayakan adik an. 😂

***************************************************************

Sampai di bandara, adik saya yang dari bogor langsung naik ke mobil. Karena dia sudah sampai duluan dan menuggu lebih dari 15 menit. Next, kami bergerak pulang (tadi sholat maghrib-isya) di daerah Pariaman Kota. Karena sudah mulai lapar, kami makan di warung sate daerah ulakan. Itu warung sate saya rekom deh buat teman-teman kalau jalan-jalan ke sana. Kenapa kami nyari sate? Karena cuma itu yang paling mudah kami jangkau, umak sebenarnya minta makan nasi. Tapi warung nasi yang enak belum ada yang buka (suasana lebaran. Selepas makan, kami langsung berangkat kembali untuk pulang. Alhamdulillah, sekitar jam 02.00 pagi, kami sudah sampai di rumah dengan selamat. Kemudian istirahat.

***************************************************************

Keesokan harinya, giliran daerah Paraman Ampalu (asal kampung ayah) yang kami kunjungi. Kami sebagian naik mobil dan sebagian lagi naik sepeda motor. Hal yang dilakukan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, bertemu sanak saudara. Selepas ashar, kamipun beranjak untuk pulang kembali ke rumah di Ujunggading. Kira-kira sampai sekitar jam 18.20.

***************************************************************

Keesokannya, rombongan yang dari Medan sudah sampai di Ujunggading. Setelah beristirahat di rumah. Mereka meminta untuk diajak ke sawah, melihat bagaimana kondisi ladang sekarang, sawah bagaimana, kebun gimana, jalan gimana dan sebagainya. Di sawah, kamipun menikmati pemandangannya sambil mendengarkan cerita kenangan mereka ditemani air kelapa muda yang kami ambil sendiri di sebelah pondok. Selepas dari sawah, kira-kira sudah jam 13.40. Kami pulang ke rumah dan siap-siap membawa mereka ke pasar Ujunggading. Kebetulan, menjelang kami ke pasar, teman-teman SMA ku mengajak untuk berjumpa. Sehingga setelah menghantarkan ke pasar, saya pamit sebentar untuk bertemu teman SMA di rumah guru SMP saya dulu (orang tua dari salah satu).
Wah, keren dan luar biasa. Mereka sudah ada yang jadi PNS dari golongan bidan-bidan cantik, sudah jadi dokter (intensif) di Jambi, ada yang lulus LPDP di London, ada yang lulus jadi Guru PNS dan ada yang masih berjuang menyelesaikan tugas kuliahnya. Alhamdulillah.
Kamipun bercerita panjang, berpindah tempat ke rumah teman yang lain yang sudah menikah. Wajarlah, sudah nggak sebebas dulu lagi.
Foto bersama G4U (Teman SMA)

***************************************************************

Besoknya sudah minggu/ahad. Giliran daerah Tiku yang kami jumpai. Tujuan utama sebenarnya Lubuk Basung, namun karena dekat dengan pantai Tiku, why not?
Kami berangkat dua mobil dan dua sepeda motor. Rameee jadi ndak bisa cuma bawa satu mobil satu motor. Saya membawa famili dari Medan, sementara abang saya membawa keluarga saya dengan mobil barokah (umak bilang gitu, yang penting barokah nai do). Di pantai tiku kami rehat sejenak, saling bersenda gurau, berfoto dan sebagainya. Selepas ashar, kamipun kembali ke Lubuk Basung.
Beriku ini dokumentasi di Pantai Tiku
Barisan Para Single


Formasi terbilang Lengkap


***************************************************************

Sekitar jam 21.00, kamipun pulang ke Ujunggading. Rombongan yang dari Medan memang sengaja tinggal di Lubuk Basung (rumah anak pertama), karena anak pertamanya tugas sebagai aparat kepolisian disana. Karena yang pulang hanya satu mobil, maka memilih untuk mengendarai sepeda motor saja pulang ke rumah, membonceng adik saya yang dari IPB. Wah, saat itu hujan, awak tak bawa jaket, lampu dekat sepeda motornya nggak ada, lampu jauhnya ketinggian, helmnya bikin silau dan sebagainya. Tapi itu tidak masalah, yang penting sampai dengan selamat. Alhamdulillah, kami sudah sampai di rumah sekitar jam 00.00. Kamipun istirahat (walaupun masih sempat membeli nasi goreng dan ayam geprek dulu sebelum tidur 😆).

***************************************************************

Keesokan harinya sudah senin, giliran saya untuk berangkat ke Medan, kali ini balik seperti biasa. naik bus ALS. Hanya saja bangku yang saya peroleh ada dibarisan paling belakang. 44
Saya sampai di Medan pada hari selasa dan kemudian beraktifitas normal kembali sampai saat sekarang ini.

***************************************************************

Ada serangkai kata yang selalu ingin kusampaikan selama aku dalam perjalanan pergi dan pulang itu. Kadang aku ingin mencatatnya dalam status media sosial, tapi aku khawatir. Jadi kutuliskan disini meski tidak berkorelasi dengan cerita di atas.
"Aku ada untuk membantumu, bukan untuk memperjuangkanmu"
Kalau engkau bertanya apakah ada orang saya suka. Jawabannya tentu ada
Tapi tentang siapa dia?
Jawabannya "Dia belum pernah bertanya kepadaku tentang kepada siapa aku merasa suka"
Keren kan?
😅😅😆😅

***************************************************************

Kita tak sebijak kata-kata
Rainal Sunny