Selasa, 26 Maret 2019

Strategi Belajar Agar Lulus SBMPTN


Kasian juga awak dengar kabar adik-adik awak yang nggak lulus SNMPTN/Jaluar undangan/PMDK. Ada yang bilang malulah, pasrahlah, ginilah, gitulah dan sebagainya.
Tapi mau gimanapun, harus belajar lebih giat lagi untuk mengikuti tahap SBMPTN.
Saya dulu juga sama dengan kalian kok, tidak lulus seleksi yang SNMPT/undangan, meskipun pernah meraih juara kelas. Kelas Unggul lagi namanya. Wkwkwkwk (bukan sombong ya, inikan ceritanya dulu, bukan sekarang).

********************************************************************

Nah, singkat cerita mungkin karena pilihannya yang terlalu tinggi, saingannya yang terlalu banyak dan hebat, atau kurva nilai rapornya yang nggak jelas atau apalah itu. Dalam pengumuman jalur SNMPT/Undangan akupun tidak lulus. Sehingga mau tidak mau harus ikut jalur tes. Awalnya sih, pilihan universitasnya pengen yang di Sumatera Barat aja, bidang keagamaan gitu. Antara UIN, STAIN atau UMSB. Entah kenapa (saya udah lupa), akhirnya saya membuat pilihan itu farmasi dan agribisnis USU.

********************************************************************
Para Pejuang SBMPTN 2019
Semangat Belajar Yaa


Menuju SBMPTN tentu kebanyakan dari lulusan SMA ikut bimbingan belajar untuk mendalami dan berlatih menyelesaikan soal-soal, atau bagi mereka yang tidak punya biaya mengikuti bimbel (plus biaya kos-kosan) harus belajar sendiri di rumah, bertanya pada guru siang dan malam, atau apapun yang penting bisa lulus SBMPTN. Nah, Alhamdulillah, saya dan teman-teman saya waktu itu memperoleh bantuan (hadiah) berupa bimbel gratis selama sebulan di GO di Kota Padang. Sehingga kami semua berangkat dan bermukim sementara di Kota Padang (awal mula hidup ngekos pasca asrama). Nah, saya akan sedikit berbagi tentang cara saya dalam mempersiapkan dan menghadapi ujian SBMPTN. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk kalian.

********************************************************************


Cara ini digunakan untuk mata pelajaran yang susah teman-teman fahami, seperti Matematika IPA.
1. Pilih 3 sampai 4 tema dari mata pelajaran yang ingin teman-teman dalami.
2. Jadwalkan setiap hari untuk membahas 4 soal secara tuntas dalam setiap masing-masing tema. Sehingga teman-teman membahas 4 soal x 4 tema setiap hari= 16 soal.
3. Cara ini tidak berlaku untuk mata pelajaran yang mudah ya, seperti kimia, biologi, bahasa dan TPA. Ya tergantung pada kalian tentang mata pelajaran mana yang dianggap sulit atau tidak.

Tingkat kesulitan menyelesaikan soal SBMPTN itu memang agak sedikit berbeda dengan tingkat kesulitan soal UN ataupun Olimpiade. Lebih tinggi satu atau dua click lah kira-kira. Tapi jangan khawatir, asal belajar dan berlatih terus + do’a, insyaa allah akan dapat lulus pilihan 1, 2, atau 3.
Nah, untuk saya, karena tidak mengerti dengan semua topik pembelajaran secara sempurna. Maka saya hanya memilih 4 topik khusus dalam setiap  mata pelajara yang diujikan. Sehingga ketika belajar dan berlatih menjawab soal/membaca materi, keempat topik yang sudah saya tentukan itu saya berikan alokasi waktu dan jumlah soal yang lebih banyak. Gak ngerti ya?
Misalnya gini, untuk matematika saya hanya sedikit mengerti tentang persamaan linear, matriks, logika dan lingkaran. Ya sudah, ketika belajar dan berlatih, saya hanya mendalami tentang materi-materi dan soal yang berkaitan dengan empat topik itu saja. Begitu juga dengan fisika, matematika IPA, kimia, biologi, dan pelajaran dasar.
Nah, memilih empat topik itu hanya untuk pelajaran yang kita rasa sulit ya. Kalau untuk bahasa indonesia/inggris atau TPA jangan dibuat seperti itu. Bahasa Indonesia kan bisa kita jawab semua, bahasa inggris juga bisalah setengahnya. Kalau biologi (saya memang suka biologi) jadi saya nggak memilih topik khusus. Saya memang menjawab secara keseluruhan.
Memilih topik khusus hanya agar kita dapat menjawab minimal 1 atau 2 soal dengan benar dan tepat, sehingga tidak ada pelajaran yang jawabannya kosong dan salah semua. Karena saat itu, persepsi saya begini: Tidak boleh ada mata pelajaran yang kosong jawabannya. Kemudian sistem penilaiannya adalah +4 untuk benar dan -1 untuk salah, 0 untuk tidak dijawab.

********************************************************************

Ya, kira-kira begitulah cara saya belajar dan berlatih SBMPTN. Intinya, tentukan topik yang memang kalian bisa dalami dengan baik (untuk pelajaran yang dirasa sulit) dan berlatih dengan baik dan tekun. Terus, sering-sering ikuti Try Out sehingga kita bisa memperkirakan rata-rata nilai kita (gradenya). Jadi pas pendaftaran SBMPTN, kita bisa memilih jurusan dengan grade yang sesuai dengan rata-rata kita. Misal pilihan 1 yang gradenya hampir senilai dengan grade rata-rata kita, sementara plihan kedua adalah 5% dibawahnya dan seterusnya.

********************************************************************

Oh iya, kabarnya sistem ujian SBMPTN sekarang agak berbeda, karena direncanakan dengan menggunakan komputer. Jadi teman-teman, selain harus belajar juga mesti pandai menggunakan komputer ya.

Itu dulu lah.
Sekian dan terima kasih.
Kurang jelas, silahkan ditanya ya

Jumat, 01 Maret 2019

Tidak Tahu

Kita sering mulai merasa aneh saat sudah tahu tentang sesuatu. Merasa bersalah karena kita tahu mana yang benar. Merasa aneh karena kita tahun mana hal yang sebenarnya dilakukan atau lazim dilakukan.
Tapi menurutku, menjadi orang yang tidak tahu dan tidak ingin tahu itu lebih nyaman dibandingkan dengan menjadi orang yang banyak menanyakan.
Meskipun rasa penasaranku itu sebenarnya sangat tinggi, sampai seringkali orang salah mempersepsikan kenapa aku harus bertanya.

Lama asyik sendiri

********************************************************************

Rasa ingin tahu itu sebenarnya bagus. Tapi karena khawatir disalah artikan, jadi silahkan dibatas-batasi ya. Terkadang, menutupi rasa ingin tahu & menjadi orang yang tidak tahu / tidak mau bertanya memang lebih nyaman dibandingkan sebaliknya. Karena tadi, kalau kita mau tahu karena ada pemancingnya ataaupun udah tahu ada sesuatu malah timbul rasa yang aneh-aneh. Ada rasa peduli, bahagia, nyesal, kesal, rasa ingin tahu selanjutnya dan sebagainya.

********************************************************************

Salah satu caraku untuk menutupi rasa ingin tahu/prasangka itu adalah mengalihkan pendengaran dan penglihatan. Mengalihkan pendengaran itu seringkali kulakukan dengan menggunakan earphone/headset untuk mendengarkan suara-suara yang intinya agar aku tidak mendengarkan informasi atau pembicaraan yang justru menjebakku berprasangka aneh-aneh, berfikiran aneh-aneh ( gak penting sebenarnya). Sekalipun menggunakan headset buat mendengarkan lagu itu kurang disukai. Tapi mau gimana ya? Tutup kuping pake tangan?
Nah, kalau mengalihkan perhatian itu hal yang mudah. Apalagi kalau telinga udah punya makanan sendiri. Baik dia tilawah, syair, nada atau apapun itu.

********************************************************************

Dah, itu aja dulu ya
Kita punya pola pikir masing-masing
Kalau ada yang mau nyontoh ya silahkan.
Ketimbang nanya-nanya nggak jelas dan dianggap gak perlu dijawab, no respon atau bahkan malah dikatain yang lain-lain. 
Malah produksi hormon kortisol ?
Mending diam dan nikmatin hidup aja kan?
😂✌