Buku ini sudah lebih dari dua bulan nggak tamat-tamat. Alhamdulillah setelah kita diskusi kemaren aku bisa menamatkan buku ini pada hari yang sama.
Buku ini berjudul: Pribadi Hebat
Ditulis oleh: HAMKA
Diterbitkan oleh: Gema Insani
Tebalnya: 178 halaman
Diterbitkan oleh: Gema Insani
Tebalnya: 178 halaman
Ringkasan
Membaca buku ini mengajariku tentang bagaimana agar selalu berusaha melihat hal-hal positif, dari siapapun, dimanapun dan kejadian apapun itu. Aku merasa rada aneh dengan isinya yang tidak sedikit menyinggung tentang tokoh-tokoh luar islam, namun secara paparan memang pribadi yang mereka tunjukkan itu hebat dan patut dicontoh. Mungkin bagi teman-teman yang tidak mengerti. Silahkan baca saja bukunya, in syaa allah akan sangat berguna.
**************************************************
Kalau ini hanya ringkasanku saja, bahkan mungkin untuk konsumsi pribadi saja. 😆
Nilai
seorang manusia adalah pribadinya, begitu pula dengan sebuah bangsa dan negara.
Nilai sebuah bangsa terletak pada pribad bangsa itu sendiri. Seorang yang
terkungkung dan tidak bebas, maka kepribadiannya akan sulit berkembang. Ada beberapa
hal yang dapat memunculkan pribadi seseorang:
1. Daya tarik, baik itu dari segi fisik,
kejernihan berfikir, gaya bicara, keluasan wawasan, kharisma. Namun lebih jauh,
daya tarik itu sangat besar hubungannya dengan jiwa seseorang.
2. Cerdik, sebagaimana kisah perdana
menteri perancis Astride Briand yang dijuluki diktator dan tangan besi oleh
oposisinya, namun atas kearifannya menghadapi sorakan tersebut dengan sabar,
maka dia bisa menjelaskan kenapa dia mengambil tindakan “cerdik” yang
dikomentari oleh opsisi. Ada pula Mr. Lyiod George yang ketika masa
kampanyenya, datanglah seorang musuh politiknya bertanya “Tuan, bukankah ayah
tuan dahulu adalah seorang tukang pedati, dimana pedati itu sekarang?”. Namun
dengan cerdik dan tangkas calon perdana menteri Inggris itu menjawab “ Sudah
lama hal itu berlalu, sehingga aku juga tidak tahu pedatinya dimana, namun
keledainya ternyata baru hari ini saya dapati kembali dalam forum ini, terima
kasih sudah bertanya”. Hahaha.
Tak kalah pula dengan kecerdikan tokoh Indonesia. Kita juga sering
mendengar bagaimana tokoh islam asal Indonesia H. Agus Salim yang juga pernah
naik podium dan disoraki dengan ejekan bermacam-macam. Namun dengan ketangkasan
dan kecerdikannya, pak haji mampu membungkam oposisinya tanpa adanya pertikaian.
3. Empati. Cara berempati adalah
menjernihkan hati dan fikiran, menjalani dari bawah, kembali ke dasar. Sebagaimana
empati akan tercuat dalam ucapan, gerak gerik mata dan raut wajah. Ketika kita
sedang berjuang mempertahankan hak, ingatlah bahwa ada yang lebih tinggi
daripada hak, yaitu memberi maaf. Sebagaimana pesan Abu Sufyan terhadap dua
orang Quraisy yang berselisih atas haknya. Boleh jadi empati muncul atas
pengalaman pahit yang pernah diderita, kesadaran tentang siapa dirinya dan juga
kejernihan berfikir dan hati yang terang. Kisah-kisah para amirul mukminin
Harun Al-rasyidh misalnya yang telah menjatuhkan hukuman mati kepada salah
seorang warganya yang bersalah. Namun dengan penjelasan akan bagaimana
tingginya posisi memberi maaf, maka iapun mencabut hukuman itu. Abraham Lincoln
sebagai tokoh terkenal Amerika juga mungkin seperti itu. Empatinya terhadap
masyarakat, boleh jadi karena dia sadar bahwa ia berasal dari bawah, dari kuli,
kemudian menjadi pengacara sampai menjadi presiden.
4. Berani. Cara berani adalah dengan
sadar bahwa engkau punya harga diri. Pribadi yang berani adalah yang sanggup
menghadapi segala kesulitan atau bahaya dengan tidak kehilangan akal. Hidup
hanyalah semata-mata kesulitan yang saling menyambung. Sehingga kesulitan tidak
akan dapat untuk dielakkan, namun dihadapi dengan tabah. Keberanian dapat
dipengaruhi oleh keilmuan dan kesehatan tubuh seseorang. Bagi suatu bangsa juga
akan berlaku seperti itu, jika keberanian suatu bangsa masih ada, kejernihan
akal masih hidup pada masyarakatnya. Maka kesulitan apapun yang dihadapinya
akan dapat ditempuh dan akan bangkit kembali. Berani tidak hanya untuk menang,
namun juga berani menerima kekalahan.
Sikap
berani ditandai dengan ketenangan dan tidak gugup sehebat apapun pihak yang
dihadapi. Kesadaran kita akan harga dirilah yang membuat kita tetap berani. Berdiri
sendiri pada kebenaran merupakan keberanian, daripada mengekor pada kebanyakan
orang, padahal nyata bahwa itu salah. Plato menyebutkan bahwa “Si pengekor
orang banyak tidak akan menjadi orang besar”. Berani saja menghadapi masalah,
karena kusut akan diselesaikan dan keruh akan dijernihkan. Dalam menulis juga
begitu cun, kalau ndak berani nulis yang benar sekarang, maka lemparkan aja
penamu, hancurkan laptopmu dan ambil cangkol, maka selesai perkara. Namun saat
engkau berani berdiri, maka saat itulah engkau memiliki kepribadian. Coba catat
perkataan Muhammad Ali Pasya yang menjadi pendiri mesir “Kesempatan datang
dengan tiba-tiba dan pergi dengan tiba-tiba. Hanya orang yang berani yang
menangkap kesempatan itu dan kemudian ia sanggup menciptakan pekerjaan besar.
Maka berikan aku kesempatan dan lemparkanlah aku ke laut”. Beranilah seperti
singa, sehari ia hidup adalah seratus tahun bagi si domba.
5. Bijaksana. Timbulnya kebijaksanaan
adalah karena ilmu, ketetapan hati, dan karena meletakkan sesuatu pada
tempatnya serta menilik sesuatu berdasarkan nilainya. Yang sangat banyak
merusak kebijaksanaan adalah sifat kasar, cepat marah, dengki dan benci, tidak
respect pada pendirian orang lain dan merasa dirinya paling benar. Pintar
diobati dengan belajar, cakap diobati dengan pengalaman, namun jujur susah
diperbaiki
Cara cara untuk bijaksana:
1. Bersiap dan tidak terburu buru
2. Ilmu dan pengalaman
3. Cerdik cendikia
4. Teguh dan tetap hati
Pantangannya
1. Terburu buru
2. Terlalu panjang berfikir
3. Kurang ilmu dan pengalaman
4. Salh berfikir
5. Beku, lamban dan damban
6. Berpandangan baik, bagaimana kita
bisa memiliki pribadi hebat jika pandangan yang kita ambil selalu dari hal-hal
yang buruk? Jika ada gelombang yang memberikan dampak positif, hendaklah
gelombang itu dijaga setelah dibuat bukan dihentikan ketika tujuan telah
sampai. Mencapai memang sulit, namun mempertahankan juga tidak kalah sulit,
saat sudah hilang maka kecewanya juga buruk.
7. Tahu diri, tahu diri itu kita sadar
bahwa kita punya harga diri, punya derajat sehingga tidak menjadi penjilat.
Tidak juga sombong karena secara hakikat kita sama. Sama-sama manusia, hanya
saja aku berkedudukan sebagai orang yang tidak sama dengan kedudukanmu saat
ini.
8. Kesehatan tubuh, penting sekali
karena sangat besarlah pengaruh kesehatan tubuh terhadap kejernihan fikiran.
Fikiran sehat adalah pribadi yang sehat. Tubuh yang sehat tidaklah dimaksud
dengan tubuh yang sempurna tanpa ada cacat. Karena konten yang paling penting
dalam tubuh yang sehat adalah jiwa yang sehat.
9. Bijak dalam berbicara, kefasihan
dalam berbicara dan bijak memilih kata juga merupakan sebuah tanda pribadi
hebat. Musa as yang diutus menghadapi raja zalim firaun bahkan meminta kepada
rabbnya agar difasihkan/dilancarkan bicaranya, sampai ia memohon kepada rabbnya
agar Harun as diutus bersamanya karena lebih fasih bicaranya. Bijak
berkata-kata mencakup tiga hal: 1. Perasaan yang halus, 2. Kefasihan bicara, 3.
Kekayaan bahasa.
10. Percaya kepada diri sendiri, apalah
jadinya perjuangan dan kesuksesan jika kita tidak percaya pada diri kita
sendiri. Anak burung, hanya bermodalkan latihan dan kekuatan sayapnya, ia
dilepas induknya setelah dilatih terbang. Pergi pagi dengan perut lapar dan
pulang sorenya dengan perut kenyang. Pribadi yang berguna adalah pribadi yang
percaya dengan kekuatan diri sendiri. Jangan suka menjadi pak turut, taklid.
**************************************************
Hubungan
Antara Jasmani dan Ruhani.
Setidaknya,
ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang, termasuklah ia
lingkungan, teman dan bacaan, juga otak, darah, perut dan maaf, alat kelamin.
Ya, mungkin secara teori kita mendapati ada banyak tipe kepribadian berdasarkan
hawa tubuhnya. Seperti melankolis, sanguine, tenang dan sebagainya. Akan
tetapi, hal itu hanya teori. Ada banyak kejadian yang terlihat sebagai
melankolis, namun ternyata aslinya adalah orang yang suka bergembira ria.
Adapula yang dari tulisannya kita melihat bahwa ia adalah seorang yang jenaka,
ternyata dalam kenyataannya dia adalah seorang yang melankolis. Salah satu yang
sangat erat kaitannya dengan kepribadian adalah otak, lihatlah otak ia bisa disamakan
dengan dongeng tua yang pernah diceritakan hamka tentang digumpal seujung kuku,
dikembangkan selebar alam. Bagaimana tidak, ia hanya berukuran kecil untuk
berfikir, namun jika dilaksanakan maka efeknya dapat merebak sepanjang alam.
Jika
tidak ada tiga perkara, maka rusak dan binasalah dunia ini. Jika tidak ada
syahwat, maka binasalah keturunan, jika tidak ada keinginan mencari nafkah maka
hancurlah penghidupan dan bila tiada rasa ingin terkemuka, maka binasalah ilmu
pengetahuan (Khalif Al-Ma’mun).
**************************************************
Pribadi Bangsa
Ilmu
yang diperoleh oleh generasi bangsa bukanlah untuk menekan si bodoh.
**************************************************
Yang Menguatkan Pribadi
a. Memiliki Tujuan, karena ia
menguatkan, mengajak kedepan dan tetap maju.
b. Berkeinginan Bekerja, karena mati
mengejar cita-cita adalah permulaan nilai hidup.
c. Rasa Wajib, kewajiban adalah yang
diperintahkan oleh hati sendiri, bukan yang diperintahkan oleh orang lain.
Telanjangi hatimu dan jemur ia dengan cahaya Tuhan. Memikul kewajiban yang
bukan kewajiban diri sendiri adalah menipu diri sendiri, menghabiskan umur dan
tenaga. Bagi orang beriman itu, tidak ada dosa yang kecil, semua dosa baginya
besar.
d. Pengaruh Agama dan Iman, sebanyak
apapun bacaan bukumu, banyak tulisan dan susunan artikel di lemarimu, jika
tidak punya iman/kepercayaan, engkau tidak akan pernah berani menghadapi
kewajiban. Kemana tempat berlindungmu dari ancama azab Tuhan? Hanya satu bukan?
Hanya kepadaNya saja, ya hanya kepadaNya.
e. Pengaruh Sholat dan Ibadah,
sebagaimana yang dilakukan oleh Jenderal Eisenhower ketika memimpin negara
sekutu menghadapi Hitler, menurutnya kekuatan fisik dan persenjataan lengkap
tidaklah berdaya tanpa izin Tuhannya, maka ia sembahyang menurut agamanya. Hal
yang sama juga dikisahkan saat pertanyaan Stalin kepada Churcill dalam masa-masa
perang dunia kedua. Stallin bertanya tentang seberapa besar kekuatan tentara
Paus Pius XII di Roma hingga ia dimasukkan dalam pertemuan?. Maka dengan
singkat Paus menjawab bahwa tentaranya terlalu banyak dilangit. Tampaklah
bagaimana curamnya perbedaan kebendaan diantara keduanya.
**************************************************
Jiwa
yang besar tak perlu dipukul dengan gong, jiwa besar itu tenang jalannya,
melangkah setapak demi setapak. Jiwa besar itu tidak gelisah karena ia tidak
takut dan tidak segan. Juga tidak cemburu,
hasad dan dengki yang hanya akan meracuni kebesaran jiwanya. Selain itu,
kehidupan mewah juga seringkali menggelisahkan jiwa, karena jiwa dipaksa untuk
melebihi kemampuan dan kesanggupan dirinya. Jiwa yang besar itu juga orangnya
rela dan berusaha. Rela berarti ia memaksimlakan pekerjaannya dan mempertinggi
mutunya. Rela itu bukan seperti “Cukuplah begitu saja”, itu namanya mati bukan
rela. Kalau mau maju, maka kita harus mencari yang lebih sempurna. Ikan yang
berani melawan arus biasanya dagingnya lebih tebal dibanding ikan tebat. Jiwa
yang besar juga tegak pada kebenaran, seperti kisah Emile Zola, seorang penulis
Perancis yang membela Dreyfus yang sebenarnya tidak bersalah, namun dijatuhi
hukuman oleh pemerintah yang anti padanya. Gagal dalam kemuliaan itu lebih baik
daripada menang dalam kehinaan.
**************************************************
Beberapa Hal yang melemahkan pribadi
1.
Bayang-bayang orang lain
2.
Ikatan adat lama pusaka usang
3.
Budak buku dan tidak berani berpendapat sendiri
4. Tidak tentu arah, ingin semua
sehingga ia bagai berjalan dipadang pasir luas yang ditipu fatamorgana
5.
Menjadi benalu,
**************************************************
Kesempurnaan
Pribadi
1.
Memiliki Pandangan Hidup
2.
Berani dan Bertanggungjawab
3.
Ikhlas dan sabar
4.
Kemauan yang keras
5.
Bersemangat
6.
Berperasaan halus.