Senin, 18 November 2019

Luruskan Lagi, Ingatkan Lagi, Agar Kita Saling Menguatkan

Aku pernah membaca sebuah buku tulisan jamil azzaini.
Buku ini menjadi salah satu buku yang sangat menginspirasi bagiku.
Buku ini sebenarnya pernah kutawarkan untuk dibaca, namun mungkin karena ada buku lain yang sudah direncanakan harus segera tamat, maka ada sedikit kendala.
Oh iya, buku ini juga sudah pernah kusampaikan pada acara Daurah sekitar tanggal 2-3 November 2019 lalu. 
Aku tidak tahu pasti apakah materi yang kusampaikan itu mengena atau tidak, yang penting aku memang ingin sangat dan sangat, agar inspirasi buku ini bisa dirasakan oleh orang lain, selain aku.
Ya, lebih tepatnya selain aku itu ya kamu, dan yang lainnya.



************************************************

Hal yang paling kuingat tentang buku ini adalah bagaimana penulis mengajarkan kita membuat sebuah tujuan itu menjadi berarti. Kalau membuat tujuan itu, pastikan engkau bisa menjawab tiga pertanyaan dasarnya. Ini saya tuliskan dibawah ini pertanyaan tersebut:
1. Apa manfaatnya bagi kamu bila kamu mendapat tujuan itu atau menjadi yang kamu tuju? tuliskan.
2. Siapa lagi penerima manfaatnya selain kamu, jika tujuan/cita-cita itu tercapai olehmu? tuliskan... semakin banyak penerima manfaat, maka tujuanmu itu besarr.
3. Bisa tidak tujuan/cita-cita itu dibanggakan dihadapan Allah/membawa kita ke surga? jawab dan tuliskan....


************************************************

Pertanyaannya singkat, namun bagiku itu sangat mengena dan membuatku sedikit merubah keinginan agar dapat menjawab tiga pertanyaan itu.


************************************************

oke, agak oot.
Aku teringat dengan keinginan untuk menjadi A, dengan alasan ini dan itu.
Sebenarnya aku ingin menjelaskan ketiga pertanyaan itu padamu juga pada beberapa orang yang kurasa perlu untuk dijelaskan, namun entah kenapa aku urung.
Nanti saja, toh dia tau juga kayaknya harus lurus karena Allah dulu yang paling utama, dakwah yang paling utama, keridhaan allah yang paling kita cari 😊😊😊.
Baru kemudian hal-hal lain soal kebebasan, keleluasaan, kelapangan, kemudahan dan sebagainya yang sifatnya yaa duniawi.
Bukan berarti tidak ada visi duniawi,
Buku itu justru mengajarkan kita juga menyusun tujuan duniawinya, namun tujuan itu harus dapat menjadi sumber kebaikan bagi kita dan orang lain.


************************************************
Dibawah ini, aku juga mencoba untuk pastekan coretanku saat membaca buku itu, bukan resensi atau ringkasan, hanya beberapa hal yang kucatat kembali, sehingga ketika aku melihatnya, aku ingat kembali apa maksudnya.
Ini buat kamu, juga buat yang lain.
Para aktivis dakwah.
Kita tetaplah da'i, sebelum menjadi apa-apa.......
💗





************************************************
ON….
Dalam hidup ada masalah dan kita selalu ingin bisa menyelesaikan masalah, baik keuangan, jodoh, pekerjaan dan keluarga. Jika kita menekan tombol ON, maka in syaa allah kita sudah menyelesaikan segudang masalah. Pertanyaannya.. Bagaimana menekan tombolnya?
Setiap hari ada perubahan, siap tidak siap, mau tidak mau. Perubahan akan selalu dihadapi, dan kita harus ON terus dan tentunya Move On kea rah yang lebih baik, tanpa melupakan idealisme.
 ***************************************
Hari ini saya mencoba menyampaikan secara singkat tentang buku ini. ON karangan Trainer keren Jamil Azzaini. Mungkin teman-teman bisa memperhatikan bagus-bagus wajah yang di layar, siapa tau ada yang kenal, tetanggaan atau mungkin malah oomnya.
Okey teman-teman
Kita harus bergerak, berubah, beradaptasi dengan tetap menjaga idealisme yang kita miliki.
Jika harus menggonggong, kita bisa tanpa harus menjadi anjing. Berkicau tanpa harus menjadi burung, mengaum tanpa harus menjadi singa. Kita tetaplah manusia, dai yang menyeru kepada kebaikan dan mengharapkan keridhaan allah sepanjang hidup, meskipun telah keluar dari dunia kampus. In syaa allah
 ***************************************
Okey,
Pertama, penulis membuat kata kunci Move On.
Apa itu move on? Move on itu artinya berpindah, bergerak. Tentunya kita sebagai seorang muslim bergeraknya ke arah yang lebih baik, lebih tinggi, berkelas, bermartabat. Ingat ya: ke arah yang lebih baik, lebih tinggi, berkelas, bermartabat. Intinya selalu berusaha menjadi lebih baik.
Kalau kita saat ini sedang galau yang sangat luar biasa, mungkin karena hutang menumpuk, keuangan terpuruk, keluarga sedang remuk, setiap hari cekcok dengan saudara, malas-malasan beraktivitas, bingung mau ngapain, bisnis masih stagnan, target tak tercapai. Itu tandanya kita harus segera move on.
 ***************************************
Haha, saya nggak ngalamin tuh yang kayak tadi, buktinya hidup saya enak-enak saja, enjoy, selow kayak di pulo, santai kayak dipantai. Ngapain move on.
Noo, dunia akan selalu berubah, tubuh selalu berubah meski kita kita sadar dan anda tahu? Anda dan saya tidak bisa menghentikan perubahan. Bahkan kalau prof renal kasali dalam bukunya malah makin menegaskan Ayo berubah…lets change…. Move-on memang belum pasti kita jadi lebih baik, tapi kalau tidak move on, tidak akan pernah kita menjumpai adanya perbaikan… Ayo move on.
Move on itu dibutuhkan oleh siapapun orangnya, anda, saya mereka dan siapapun yang menginginkan keberadaannya di dunia ini tidak sia-sia.
***************************************
Hidup ibarat seperti mengayuh sepeda, untuk membuatnya seimbang kita harus move on, itu kutipan dari kata-kata albert einsten ya. Bila berhenti mengayuh, sepeda akan jatuh. Bila anda tidak berubah, dunia akan tetap berubah dan nasib anda tertinggal bahkan menjadi barang rongsokan…
Ayo berubah, karena hidup itu cirinya juga berubah dan bertumbuh, bila tidak berubah maka kita mati. Memang jasad kita masih hidup tapi kehidupan kita sudah mati menunggu jasad menyusul masuk kedalam perut bumi.
Ketika terbiasa dengan rutinitas, kita mulai terjebak seperti robot, bekerja tak perlu lagi berfikir padahal kita memiliki akal dan bahkan tidak menggunakan nurani. Saat itulah kehidupan mulai mati, meskipun orang masih melihat kita sebagai makhluk hidup.
***************************************
Jamil Azzaini ada menyebutkan tipe orang itu dengan sebutan monkey see monkey do. Orangnya kopi pasti, meniru generasi sebelumnya/seniornya dan sangat takut melakukan terobosan baru. Khawatir melanggar tradisi. Akhirnya, meski kita pekerja keras, loyalitas tak terbatas. Namun ternyata kita tidak mampu bersaing dengan mereka yang sudah mulai berkapasitas.
Ayo…kita harus move-on. Mulai hari ini. Kita harus move-on.
*************************************** 
Buku ini mengajak kita untuk move on. Singkatnya ada dua hal besar yang perlu kita lakukan untuk move on. Yaitu mendeteksi diri apakah kita sudah mengalami perubahan positif yang signifikan atau malah sebaliknya. Kemudian kita juga harus men-set up ulang  diri kita secara perlahan untuk move on secara keseluruhan..
Bagaimana kita mendeteksi diri? Buku ini mengarahkan kita untuk menggunakan empat ON sebagai alat deteksi yang efektif.
*************************************** 
Mendeteksi diri itu bisa dengan empat ON, vision, action, passion and colaboration
*************************************** 
Pertama Visi-ON
Apa itu visi-on? Kira-kira seperti bintang, dilangit itu ada banyak bintang. Diantaranya pasti ada yang paling terang. Dalam hidup ini kita punya banyak keinginan, dan pasti ada keinginan yang paling besar. Nah, itulah gambaran singkat vision. Kita harus menemukan vision hidup itu agar bahan bakar dan energy perubahan/pergerakan kita ada. Tanpa visi, anda tidak tahu harus berbuat apa toh? Anda bepergian namun tak punya tujuan. Akhirnya hanya berputar-putar tanpa arah. Bila adapun resolusi tahunan, itu hanya sebatas membuat dan mendeklarasikan tanpa ruh tanpa penjiwaan. Al hasil, semangat hanya di awal dan hasilnya juga tidak dapat memberikan kebanggaan dan itu……terjadi berulang sepanjang tahun.
***************************************
Vision itu the real destination. Coba bayangkan kalau seorang nahkoda tanpa ada tujuan pelabuhan, ia malah bisa celakan, dirompak, menabrak orang, kehabisan bahan bakar bahkan hal yang lebih parah.
Hidup juga seperti itu, pribadi harus ada visi, keluarga harus ada visi, pekerjaan harus ada visi dan daalam setiap aspek kehidupan hanyalah untuk mencapai tujuan abadi yang sesungguhnya. Apa itu?
Ya…tepat…itu dia… jannatun naim, keridahaan allah. Hidup ini ini pada hakikatnya adalah untuk menuju kehidupan yang abadi. Jadi sekarang kita sudah dapat sedikit gambarankan? Pelabuhan terakhir kita adalah surga. Hari ini yuk kita pastikan kalau vision kita, semua hal yang kita miliki sekarang ini tidak menjadi beban kita saat pulang menuju destinasi kita. Tapi tentu menambah bekal…
Bila visi kita hanya keduniaan, perjalanan kita berarti masih setengah, dan tentu kita semua tidak mau berhenti hanya sampai separuh, kita hendak sampai akhir. Rugi sekali kalau tujuan kita hanya sebatas kurang dari 100 tahun kan? Hidup di pelabuhan/kampong akhirat itu tidak hanya 100, 1000, sejuta tahun tapi selama-lamanya.
Mana sebenarnya puncaknya? Bukan berarti kita tidak boleh memiliki itu semua. Tentu saja boleh. Namun kita pastikan seperti tadi. Itu semua adalah be?kal.
*************************************** 
Ingatkan dengan Al-fatih?
Sahabat itu susah lelah
Al-ahzab-perang khandaq-salman mengusulkan penggalian parit sebagai trap, dengan P 8 Km, L 5 K, T 3 meter, bisa bayangin? Dalam kerja keras itu mereka ndak ngeluh. Eh malah ada yang nanya ya rasul, kota mana ni yang kita taklukan dahulu? Yang Heraclius. Dan visi jangka panjang yang dikirimkan rasul adalah penaklukan konstatinopel dan visi inilah yang turun temurun sampai pada kisah m. alfatih.
Sodara-sodara. Kita harus menyusun vision kita dari sekarang, visi dunia dan visi akhirat.
 ***************************************
Contoh visi akhirat:
Penulis punya visi akhiratnya itu seperti ini:
Ya allah, aku ingin memeluk Muhammad saw, maka pantaskan diriku. Bimbing diriku ke jalan yang engkau ridhai, bukan jalan yang engkau murkai
Visi dunia: itulah cita-cita anda hari ini.
*************************************** 
So what gitu loh?
Coba, anda mimpinya apa? Goal besar anda apa?
Mungkin hamper keseluruhan dari kita punya mimpi Menyusun visi hendaknya jangan egois, misal aku ingin masuk surge dan punya mobil mewah, rumah mewah, istri megah, anak soleha, pendapatan sekian dan sebagainya?
Bagus? Tentu bagus, lantas jikalau nanti anda sudah mendapatkan ini semua? So what gitu lo?
 ***************************************
Bukankah kita diajarkan untuk memegang dan mengingat teguh 10 nilai atau muwashofat kader? Apa itu yang terakhir?.....
Ya, bermanfaat bagi orang lain kan? Khairun nass………
Visi juga harus menghidupkan  orang lain, mewujudkan visi orang lain, visi orang tua salah satunya.
Kalau gak punya visi, coba kamu Tanya tu sama orang tua apa mimpi mereka, dan wujudkan itu menjadi visi anda.
Ayuk, kalau sudah ada visinya, hidupkan, deklarasikan, sampaikan dan bayangkan agar semakin bersemangat menggapainya.  Dan ingat….
*************************************** 
Hati2 dengan kata-katamu (pizaa)
Oh iya, teman2 . kita pastikan juga ya supaya visi kita itu dapat menjadi hal yang dapat kita banggakan dihadapan allah. Sadarilah, jika wujud visi itu untuk Allah, itu akan menjadi ibadah dan allah akan  membantu.
Untuk itu, coba pastikan kalau visinya bisa menjawab 3 pertanyaan dasar ini:
*************************************** 
1.    Apa manfaat untuk saya
2.    Siapa lagi penerimanya
3.    Bisa nggak visi itu membawa ke surga?
Deklarasikan agar orang-orang tahu, dalam doa, membuat resolusi,
*************************************** 
On selanjutnya adalah Acti-ON.
Tentu mimpi tak cukup tanpa aksi, sehingga kita juga harus punya acti-on. Tapi teman-teman juga harus tahu dan ingat kalau kita punya waktu yang terbatas, maka harus ada skala prioritas tentang mana hal yang harus kita lakukan dahulu dan mana yang tidak, mana yang boleh dan mana yang tidak. Bahkan harus berani mengatakan tidak untuk action yang menjauhkan dirinya dari vision.
Oke, setiap orang memiliki pengalaman dan pertimbangan yang berbeda saat menentukan yang utama di antara yang setara. Tapi hormatilah pilihan orang lain karena sama-sama berpahala dan sama – sama tidak mendatangkan dosa.
Ketika menyusun action, biasakan membuat skala prioritas sesuai  hukum allah, menyibukkan dengan hal wajib dan sunnah, sekali-kali melakukan hal mubah, meninggalkan yang makruh dan menjauhi yang haram. Dalam seluruh aspek, bukan hanya spritiual.
*************************************** 
Dan, kita usahakan untuk menjauhi maksiat-maksiat kecil.
 ***************************************
Dalam action, kita juga harus menyadari kalau waktu kita hanya sedikit.
*************************************** 
Ada slogan yang sering kita dengar seperti ini,
*************************************** 
Teman-teman, buku ini pesan sama kita kalau kerja itu jadilah expert.
*************************************** 
Action yang enak dan cerdas untuk mencapai visi itu tentu kalau aksi kita itu sesuai dengan passion. Nah nambah istilah on baru. Passion.
 ***************************************
Mengapa harus mengeluh di kantor? Bukankah #BekerjaituIbadah dan ibadah itu tak boleh mengeluh
Orang rugi itu... kerja ngeluh terus....gaji pas-pasan, kerjanya nggak ibadah pula
Agar bekerjaituibadah, maka jangan korup, jangan culas, jangan ngeluh, apalagi mencaci teman rekan kerja
Orang hina itu meludah di sumur yang airnya ia minum sendiri.
Kalau nanti sebel sama perusahannya, ya saran saya ya keluar aja...
Coba kalau bekerjaituibada, gaji dapat, pahala dapat. Apa nggak paten kali itu?
Agar bekerjaituibadah dan mengangkat derajat kita, yuk kita berusaha kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas.
 ***************************************
Hanya orang-orang bodoh yang  bekerja mengejar gaji dan penghasilan tak seberapa, tapi ia mengabaikan pahala yang ada di dalamnya.
Bila anda sudah jatuh cinta dengan pekerjaan anda, apa yang harus kita buat?
Asah dan belajarlah sungguh-sungguh sampai kita menjadi expert.
Passion itu bukan hanya cinta, tapi bangun cinta didalamnya. Yuk, temukan profesi yang benar anda cintai, anda rela melakukannya hingga larut malam, anda hanyut dalam profesi itu.
 ***************************************
Nah, kalau gitu jika kita jatuh cinta  dengan sang Maha Pencipta, bangun cinta dengan selalu membawaNya kemanapun dan dimanapun.
 ***************************************
Ini passion ku nggak? Yuk coba jawab pertanyaan ini:
1.    Apakah sangat menyenangi kegiatan tersebut? Sering larut/enjoy enggak? Rela enggak jika tidak dibayar? Kalau ya, bisa jadi itu
2.    Selalu ada progres kah? Kemampuan kita meningkat enggak? Hasilnya naik nggak? Kalau ya, mungkin itu...
3.    Ada enggak pengakuan/apresiasi? Ada yang mau bayar enggak? Kalau ya, maka tekuni profesi itu. Namun jika tidak, maka keluarlah dari jalan itu.
Ingat, dahulukan to be daripada to have, terus kenali diri dengan baik.
 ***************************************
Yuk, the end of  ON ni.
Dibanding sendirian, kolaborasi bisa membuat tenaga yang dikeluarkan menjadi berkurang, hasil usaha menjadi berlipat dan berkah melimpah, insyaa allah.
Berkolaborasi itu menjadikan allah sebagai prioritas. Bukan maksiat bersama. Kedua dengan siapa anda berpartner? Jangan dengan  pengkhianat. Ketiga harus ada simbiosis mutualisme.
Ingat ya, ini saringan ketiga.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih.