Melihat bakwan aku teringat.
****************************
Agak siangan, umakku diantar ke kantor kecamatan untuk mengikuti agenda Dharma
Wanita. Ya beruntung dia adalah seorang istri PNS, istri seorang guru di
sekolah yang berbau agama. Hal ini yang menjadi faktor ummaku harus mengikuti kegiatan darma wanita atau sering disingkat
dengan DWP (Dharma Wanita Persatuan) *maaf
kalau tulisannya salah.
Tidak ada yang spesial dalam
keberangkatannya, ia akan diantar oleh ayahku ataupun kami anak-anaknya yang
sudah mulai mahir mengendarai sepeda motor, kemudian ia pulang setelah zuhur.
Kadang dijemput, namun tak jarang ia pulang sendiri menggunakan jasa angkutan
roda tiga (becak dayung).
****************************
Kedatangannya akan selalu lebih
istimewa daripada keberangkatannya. Istimewa karena selalu ada hadiah yang ia
bawa untuk kami yang tinggal di rumah. Hadiahnya memang tidak mahal, tidak
banyak dan juga tidak disimpan lama-lama.
Hadiahnya hanya sebongkah kue, sebiji
atau dua buah goreng bakwan, sebiji kue lapis dan terkadang masih disisakan umakku segelas air mineral merk SMS
(bukan promosi).
Haha, istimewa sekali, aku kurang
tahu rasanya saat mengingat-ingat momen ini.
Oiya, sebelumnya harus kuberi tahu
dulu. Kumpulan cemilan yang sejenis itu sangat sering ku nikmati saat sejak
menjalani perkuliahan. Namun baru teringat tingkah umak dan ayahku beberapa waktu sebelum tulisan ini muncul.
****************************
Cemilan itu istimewa. Bagaimana
tidak?
Cemilan itu baru kusadari mengandung
kasih sayang orang tua. Haha, puitis ya.........
Aku pun bayang-bayangin, kalau umakku menahan-nahan nafsunya untuk
mencicipi cemilan kotak itu ditempatnya berkumpul bersama orang tua lainnya.
Tujuannya apa? Tentu supaya kami yang dirumah juga mencicipi makanan itu. Meski
hanya secuil sahaja, tidak dapat menikmati keseluruhan, bahkan untuk sepotong
kue yang sempurnapun susah diperoleh. Kami ada 8 orang yang menunggu dirumah J
****************************
Cemilan itu ada kasih sayangnya,
Umakku menyembunyikannya
kedalam tas sandangnya, lalu ia pertahankan sampai pulang ke rumah. Ia ingat
selalu anaknya.
Di rumah, kamipun antusias melihat
kedatangannya, mungkin bukan karena dirinya. Tapi karena isi tasnya yang tak
seberapa itu.
Ya, kami akan bertanya, mana mak bakwannya, mana ini dan itu? J
****************************
Umakku pun
mengeluarkannya dan memotong-motongnya menggunakan jari-jemarinya, lalu
diserahkan ke anak-anaknya..
Kadang rebutan, kadang begini dan
begitu.
Ya Allah,
Luar biasanya
Tak kusangka betapa uniknya.
****************************
Hal yang sama juga dilakukan ayah, saat
ia mengikuti acara dari instansi, ia akan mendapat sebungkus nasi. Kadang juga
mereka berdua ikut, sehingga memperoleh dua bungkus J
Sebungkus nasi itu seringkali tidak
dihabiskan bahkan mungkin pernah tak dimakan.
Entah karena ia lebih memilih masakan
istrinya atau apa alasannya, tidak ada yang tahu diantara kami.
Yang jelas, nasi bungkus juga menjadi
salah satu yang sangat kami tunggu-tunggu.
Ketika sudah sampai dirumah,
sebungkus nasi itupun akan dibagi-bagi.
Haha, lucu ya, lucu tapi haru
Aku pun dapat menikmati sedikit
nasinya, bercampur sedikit sambal dan beberapa helai sayuran dan secuil daging
ayam/ikan dll. Begitu pula dengan saudaraku yang lain (kalau berada dirumah).
Ya Allah, nikmatnya..
Asal dapat sedikit saja sudah
Alhamdulillah.
Kan bisa dicampur dengan nasi yang
dirumah biar lebih kenyang
****************************
Umakku dan
Ayahku, Kalian memang hebat
Rainal Sunny
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih.