05 Januari 2019
Dini hari (sekitar 2.30) tadi ada getaran gempa, memang tidak begitu
kuat.
Tapi cukup membuat kaget, (sebelum-sebelumnya kalau gempa dini hari
aku belum pernah bangun). Gempa pagi ini begitu menginspirasi untuk menuliskan
hal dibawah ini, soal CARA TAKUT.
Gempa itu tentu setidaknya memberikan sedikit rasa takut, takut
tertimpa runtuhan, takut ini dan itu.
Karena takut, kita pun berusaha menjauh dari segala yang berpotensi
runtuh/menimpa.
Begitu juga bila kita takut dengan gelombang tsunami, kita akan
menjauh sejauh-sejauhnya dari daerah laut, menaiki bukit dan atau menuju areal
evakuasi.
Kalau kita takut dengan sambaran petir, kita akan masuk ke rumah bukan
bertahan dilapangan terbuka. Kita akan menjauh dari tempat-tempat yang
potensial untuk disambar energi petir.
Kalau kita takut dengan preman, pasti kita akan menjauh dari
tempat-tempat perkumpulan preman.
Kalau kita takut disambar kendraan di jalan raya, kita juga akan
menjauh dari jalan raya.
Kalau kita takut dengan api neraka, kita juga akan menjauhinya.
Bagaimana caranya? Sodara-sodara pasti tau bagaimana caranya.
Kalau kita takut dengan sesuatu, kita akan menjauhinya sebisa mungkin
supaya aman bukan?
Tapi tidak untuk Allah.
Bukti kita takut kepada Allah justru bukan dengan menjauhinya.
Tapi dengan mendekatinya sedekat-dekatnya.
MenjauhiNYA berarti tidak menakutiNYA
Takut padaNYA adalah dengan semakin dekat denganNYA.
Caranya beda.