Ambo Jo PPSDMS NLC
(Internalisasi)
EDISI
JUNBISHUKA MENGHADAPI NLC
Bismillaahirrahmaanirrahiim *___*
04 Agustus 2014, nyatanya ane bukan hanya diasramakan
selama 3 tahun darii 2009 – 2012, setalah menginjak 2 tahun kuliah di Medan,
ane kembali mendapat ujian Allah untuk membina diri di Asrama PPSDMS Nurul
Fikri selama dua tahun kedepan. Sebuah jalan yang insyaa allah membawa ane
menuju jalan yang diridhoi Allah. Memasuki asrama seminggu setelah lebaran
bukan sebuah hal yang sangat gue sukai, karena belum puas dengan suasana
kampung halaman, namun demi cita – cita hal itu mesti dikorbankan. Pun sehari
saat masuk asrama baru, ane langsung disambut keluarga baru disana. Mulai dari
awal masuk itu pula, ane dihadapkan dengan agenda – agenda persiapan NLC (National
Leadership Camp) di Jakarta.
Ini adalah kisah nyata persiapan pengembaraan dan
perjalanan aye menuju kota jakarta bersama dengan 25 orang saudara
seperjuangan. Tujuan kami kesana adalah membawa nama Sultan (sebutan untuk
kelompok kami) kekancah nasional tentunya dengan niat yang semata – mata karena
Allah semata. Kegiatan yang akan kami ikuti bukan serta merta dilalui begitu
saja, ada banyak persiapan yang kami jalani mulai tanggal 04 Agustus 2014
sampai 18 Agustus 2014.
Persiapan ini meliputi persiapan PBB atau biar lebih
ngerti Pelatihan Baris Berbaris, bangun jam 4 pagi, qiyamullail, kultum, baca
al-ma’tsurat, saling mengenal, bersih – bersih dan lain – lain. Dalam persiapan
ini ternyata ada hal yang sangat menarik menurut saya yang membuat kami berbeda
dengan regional lain yang ada di Jawa sana. Reward yang kami terima untuk
setiap kesalah kolektif adalah 40 kali push up perkesalahan. Fantantis bukan??
Bahkan pernah beberapa kali kesalah itu mencapai 3 kali kesalahan, coba
bayangkan kita push up 120 kalii dengan kondisi pulau pertengahan yang masih
kosong (lapeerrrrrr). Itu baru kesalahan kolektif atau bersama, belum ditambah
akibat kesalahan pribadi, waw kalau gini terus otot – otot Sultan USU bakalan
jadi otot binaragawan. Gak Cuma disitu, para sultan juga diajari buat ngekarin otot mata dalam rangka menahan
nafsu ngantuk yang super kuat, terutama disubuh hari nan segar, HAHA. Namun, semua ini kami sadari adalah
latihan agar kami terbiasa menghadapi hal – hal yang sama atau malah lebih
daripada ini.
Hari demi hari dilalui, kini tiba saatnya kami untuk
siap – siap berangkat menuju kota Jakarta. 17 Agustus 2014 menjadi awal kami
untuk menunjukkan para sultan USU PPSDMS NF dihadapan peserta upacara HUT RI ke
69. Wah disana memang terlihat perbedaan antara anak PPSDMS ama anak atau
peserta lain( bukan bermaksud berbangga diri). Nah, setelah uapacara, kami
bukan langsung pulang ke asrama, namun latihan PBB dulu di Resimen Mahasiswa
USU sampai jam setengah 12 baru pulang ke asrama,jalan kaki dan berpanas –
panasan. Wah rasanya kepemimpinan itu memang sangat berat, tidak boleh mengeluh
dan mundur. Selama dihadapi bersama, rasa panas dan penatpun bagai sebuah angin
sorga (ansor).
18 Agustus 2014Masuk persiapan NLC, diawali dengan melist seluruh barang yang akan dibawa dan
digunakan selama NLC. Wah, ternyata ada beberapa persiapan yang belum ada dalam
konteks kepemilikan pribadi dan setelah dipertimbangkan dengan matang, maka
diputuskan untuk membelinya dengan uang pribadi. Nah, setelah lengkap, baru deh
kami siap packing – packing barang
kedalam koper tepat pada malam hari (ba’da isya). Setelah selesai packing, cap
cuss deh bobok.
19 Agustus 2014, kami sudah bangun mulai jam 04.00
WIB, seperti biasa para sultan pun melaksanakan qiyamullail,shalat subuh,
alma’tsurat namun tanpa WBS. Wah, sebenarnya ada sedikit kekecewaan bagiku
karena tidak adanya WBS, dikarenakan tepat pada pagi yang indah itu adalah
giliran saya untuk mengisi WBS. tapi tak apa – apa, semua pasti ada alasan
(pasrah amat ya?). ^__^
Setelah packing
bisa dipastikan selesai, maka tiba saatnya untuk sarapan pagi. Tapi toh,
setelah jatah makan didistribusikan kepada setiap jiwa – jiwa yang lapar, saya
dan seorang rekan saya bukannya dipersilahkan makan, namun diinstruksikan untuk
mencari angkot untuk keberangkatan ke
terminal bus bandara di daerah Sunggal. Sebenarnya bukan masalah capeknya yang
saya fikirkan, namun lapernya brooo.
Meskipun begitu, demi kemaslahatan bersama kami berdua
langsung bergerak untuk menlusuri angkot yang bisa membawa para sultan menuju
sunggal. Di lokasi kejadian, tepatnya di Jalan Setiabudi, Medan kami menemukan
angkot yang akan kami sewa satu kali jalan. Proses tawar menawar harga pun
terjadi antara kami berdua dengan sopir angkot 135 itu. “sudahlah bang, dua angkot 90 ribu ya, ke Sungglnya” begitulah kira
– kira kata – kata kami untuk menawar harga transportasi tersebut, mengingat
sekaligus mengurangi pengeluaran, and then pak sopir pun setuju dan langsung
menuju asrama tercinta. Sesampainya disana, kami langsung angkat barang kedalam
mobil dan kira – kira jam 10.00 WIB langsung tancap gas menuju Sunggal.
EDISI KEBERANGKATAN
Ini dia ketika para sultan menemukan bus sebagai
media menuju Bandara Kualanamu. Sebenarnya ada sebuah insiden yang tidak
direncanakan dalam perjalanan ini dan mungkin tidak didokumentasikan secara
konkrit (hanya dalam benak yang segar ini). Kisah itu adalah sebuah kecelakaan
yang terjadi tepat di depan bus tumpangan kami. Dua oarang pengendara sepeda
motor / kreta dalam kamus medannya
saling senggol di persimpangan sehingga keduanya terpental ke jalan raya.
Itulah akibatnya melanggar peraturan lalu lintas, padahal saat itu yang menyala
di atas ubun – ubun semua orang adalah red
light (satu perlajaran).Nah, setelah bus mampu berjalan kembali, dalam satu
setengah jam kami sudah sampai di Bandara Kualanamu. Ini ni fotonya
Setelah check in,
kamipun menuju ruang tunggu bandara. Senang rasanya bisa merasakan menunggu
pesawat for the firs time walaupun
ada delaynya kira – kira setengah jam. Namun semua itu saya nikmati sebagai
pengalaman pertama saya chek in, antri, nunggu bahkan kami nekat untuk
melaksanakan apel di Bandara Kualanamu. Great bukan????????
Sedikit saya ceritakan tentang apel kami di sana,
untuk masalah susunan acara memang tidak ada yang berbeda dengan apel
sebelumnya, namun apel kali ini mengisi rasa heran, aneh, lucu dan segalanya
dihati kami. Gimana nggak gitu coba, kami melaksanakan apel biasanya hanya
diperhatikan satu atau dua orang. Namun pada pael kali ini, kami diperhatikan
semua etnis, semua umur dam mungkin dari berbagai negara. HAHAHA, rasanya
memang aneh, namun itu merupakan pengalaman yang unik bagi kami para Sultan.
Itulah sekilas cerita tentang apel di bandara, dan kini saatnya kami beranjak
menuju ruang tunggu, waiting for the
plane dan kira – kira 30 menit kemudian kami mulai bergerak menuju pesawat
pertama yang saya duduki, seat 28D.
Subhaanalloh…..@____@
Untuk
didalam pesawat mungkin tidak perlu saya ceritakan, karena yang saya jumpai
disana hanyalah peragaan pramugari yang tak pernah senyum (dengan wajah datar)
memperagakan kiat – kiat menggunakan alat keselamatan. Selain itu saya hanya melihat pemandangan
keluar dan tidur dengan pulas.
19 Agustus 2014, kami pun tiba di Bandara Soekarno-Hatta sekitar jam
19.00 WIB. Setelah turun dari pesawat. Momen untuk foto – foto pun tidak bisa
dihindari. Kemudian kami langsung
beranjak dari lapangan landas pesawat menuju ruang pengambilan barang dan
keluar bandara. Eits, ternyata disana kami sudah dijemput oleh Faras (R1 Putra)
bersama Bang Arif (Makassar). Setelah menunggu, tibalah sebuah bus damri yang
akan menjadi trasportasi kami dari bandara menuju Terminal Depok. Sampai di
Terminal, saya harus berjalan membopong koper tanpa roda saya seberat 10 kilogram dalam waktu hampir setengah jam, wuiiihh,
cuaappeek juga. Setelah itu barulah kami naik angkot menuju asrama pusat PPSDMS
NF di Lenteng Agung, Jakarta. Udah nyampe asrama, kami menuju mushollanya dan
melaksanakn shalat isya dan maghrib secara jama’ qasar. Ba’da shalat,
Bum!!!!!!! Tiduuuuu,,,,,,,,,,,,,,,rrr.
20 Agustus 2014, jam 03.15 WIB saya udah bangun dan
langsung mandi karena takut nanti kalau mandinya jam – jam 5 nampak ama tiara –
tiara UI, gitu katanya. Setelah mandi saya pun melaksanakn shalat malam, kemudia
tidur sambil duduk menunggu subuh dan tiba subuh, saya bersama rekan
seperjuanganpun melaksanakan shalat subuh berjama’ah. Afterthat, kami siap – siap ni jalan – jalan ke Universitas
Indonesia, penasaran rasanya melihat kondisi bangunan universitas yang termasuk
dibanggakan itu. Sekitar jam 06.00 WIB, kamipun berjalan menuju UI bersama
rombongan Makassar. Kebetulan UI berada tidak jau dari asrama pusat tempat para
sultan tidur tadi malam.
Tempat pertama yang kami kunjungi tentunya(sebenarnya yang
kedua sih, yang pertama kami foto – fotonya di kolam belakang UI, yang dihiasi
sampah plastik) Starbuck UI yaitu
sebuah kantin mungkin, namun masih tutup, kemudia perpustakan UI, danau UI, FH
UI, FISIP UI, FIB UI dan tidak bisa dilupakan adalah Biro Rektor UI. Disana
bukan Cuma nengok aja ya, seperti biasa buat anak gaul macem kita – kita ni,
kejadian unik dan baru selalu diabadikan dalam format JPEG. Ba’da foto – foto, rasa laparpun mulai
menghantui. Dengan segera kami menuju kantin FIB Ui (kalau gak salah) dan
memesan sarapan pagi. Setelah sarapan pagi barulah saya dan rekan – rekan
kembali ke asrama pusat untuk persiapan menuju lokasi NLC di P4TK Bahasa,
sekitar 1 Km dari asrama pusat.
Sekitar 10.00 kami pun bergerak menuju P4TK dengan berjalan
kaki, memakai almamater, bopong tas 10 kg, panas – panasan, waw rasanya iman
dan kekuatan hati future leaders itu memang diuji disini. Sesampai di P4TK, kami
bukannya istirahat (guling bentar kek setelah shalat jama’ zuhur ashar) namun
malah dibariskan dibawah terik, pakai jas universitas sambil menyimak
penjelasan tentang tata tertib NLC. Kemudian pembagian
kamar dan kelompok(Alhamdulillah, aku dapet temen sekamar tu anak IPB yaitu
Rizal Ekonomi Syari’ah dan Said Teknik Perkapalan UNHAS)yang tergabung dalam
ikatan kelompok 13, trus beres – beres barang di kamar dan cus langsung ke aula
untuk melaksakan geladi buat kegiatan nanti malam (Pembukaan NLC 2014). Karena
lumayan capek nih, di aula itupun mayoritas dari kami (bukan saya saja) pun
terkantuk – kantuk bagaikan ayam yang sedang dalam keadaan kritis dibawah bulan
purnama. Hahahaha ^____^
20 Agustus 2014 pukul 20.00 WIB, after praying jama’ qasar
maghrib isya. We go to aula to started our NLC for 5 days. Malam ini adalah
pembukaan NLC. Singkatnya acarapun dimulai dengan susunan yang sudah demikian
terstruktur. Akan tetapi dibelakang barisan sana para peserta malah asyik
dengan rasa kantuknya. Tidak bisa dipungkiri, rasa penat masih bersarang dalam
raga kami dan terutama gue. Konsentrasi gue dalam mendengarkan materi yang
disampaikan didepan pun buyar. Kayaknya munculnya rasa kantuk ini sebenarnya
sudah terstruktur juga sehingga sangat merasuk dalam raga yang lemah ini.-____-
Namun seberapa beratpun kantuk itu, tetap saja harus gua
lawan dong, karena tidak ingin materi yang disampaikan Mister M.Ichsan itu
hanya lewat begitu saja dalam telingaku. Disisni yang dibahas adalah jati diri
peserta PPSDMS meliputi dai produktif, aktifitas pergerakan, mahasiswa
berprestasi, kebersamaan dan kekeluargaan. Diikuti nilai PPSDMS yaitu islam
komperehensif, integritas & kredibilitas, moderat dan nasionalisme.
Saat yang dinanti – nanti pada hari itu pun telah tiba, jam
sudah menunjukkan pukul 22.50 WIB, saatnya untuk tidur. Begitu penutupan acara
opening ceremony, semua langsung beranjak ke kamar masing – masing dan
zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz. All of us in fourth room is tidur mengumpulkan tenaga
untuk kegiatan besok yang akan dimulai jam 03.30 WIB. Awal yang melelahkan
namun sangat mengesankan bagi aku anak medan yang merantau dari Sumatera Barat.
21 Agustus 2014, gua udah bangun jam 03.30 dan langsung
mandi biar segar. Abis mandi langsung pake pakaian bebas yaitu celana hitam,
baju kaos putih and sepatu lapangan dan caw ke mesjid buat qiyamullail, shalat
subuh, alma’tsurat. Wuih, ternyata meski sudah diberi peluang tidur tadi malam
selama 4 jam, aku masih melihat saudara tercinta terkantuk – kantuk. Hahaha
lucu juga sih karena aku juga kebawa ngantuk walau dalam posisi duduk.
Saat subuh pun tiba, kami shalat jama’ah dan baca
alma’tsurat. Abis tu rencananya pengen langsung ke lapangan untuk PBB karena
para abang – abang tentara sudah menunggu dengan hati yang sangat rindu. Namun
masih duduk dulu, karena Pak Arif tiba mengomentari para peserta yang kurang
semangat. Kurang kompak dalam alma’tsurat. Nah seketika itulah rasa kantuk kami
semua langsung lari terbirit – birit.
Evaluasi pun selesai, kami beranjak menuju lapangan
menjumpai para TNI untuk pelatihan baris – berbaris. Kamipun dipandu oleh
Sersan Rudi yang kocak namun tegas. Rasanya PBB itu hanya berjalan selama
beberapa menit karena aku saking menikmati. Abis PBB kite pigi nih ke ruang
makan dengan rapi. Nah, cara masuk ke ruangan ini hampir sama dengan cara masuk
ruang makan kami pas SMA. Gini ni, hormat trus melangkah tegap sambil
mengucapkan MASUK!!!!!!hahaha. abis ntu aye cari posisi duduk sambil menunggu
kawan – kawan yang lain tiba secara lengkap. Setelah lengkap baru deh disiapkan
duduknya, doa dan istirahat.
Ini dia yang paling aku suka, persis seperti SMA, kami hanya
diberi kesempatan makan dalam waktu 5 menit bro. macem mana lah tu urusannya???
Tancap laee…..
Rasa anehpun mulai muncul diperut karena didesak dengan
makanan yang ditekan dan dengan segelas air surga. Waktu makanpun selesai,
segera kami menuju kamar untuk bersih – bersih dan langsung ke aula dengan
pakaian formal 1 (hitam putih). Materi pertama hari ini adalah Idealisme Pemuda
Islam yang dibawakan oleh Drs.Abdi Sumaithi,MA. Materi yang lumayan menarik
sebagai menu pembuka dipagi hari. Next materi selanjutnya adalah Arsitektur
Paradigma Pemimpin Baru Indonesia oleh Mister Arif Munandar, seorang tokoh luar
biasa menurutku, energik, penuh inspirasi for future leaders. Disesi ini kami
diajak untuk merubah pola fikir yang lurus, melihat lebih jauh tentang setiap
hal, mulai dari hal – hal paling kecil. Wah wah wah, luar biasa, ternyata ada
banyak pemahaman yang sangat lucu bila ditelaah dengan hati nurani. Terima
kasih Pak Arif Ganteng. I LOVE YOU.
Materi yang luar biasapun gua lewati dalam dua sesi, lanjut
shalat jama’ qasar. Capek duduk terus, maka kami disuguhi pelatihan taekwondo
bersama di lapangan. Aik kadiro hik, hait, ciak, haya. Itulah yang saya tangkap
selam pelatihan itu. Hahaha
Satu jam berlalu, badan gua sudah cukup bermandi keringat.
Segar rasanya, selesai latihan aku langsung lari ke kamar untuk bersih – bersih
dan caw ke mesjid menunggu shalat maghrib dan isya. Kemudian makan malam persis
seperti makan sebelumnya.
After makan malam yang enak itu, kami beranjak langsung
menuju aula untuk mengikuti materi selanjutnya yaitu Membangun Pemimpin
Enterpreneur oleh Sandiaga Uno (Direktur Bank Indonesia). Jujur dalam materi
ini gue suntuk bingit, meski tetap menyimak dengan seksama, namun karena gaya
bicara Pak Uno yang datar, kantukpun datang menggoda dengan indahnya. Kedip –
kedip deh ni mata. Weleh – weleh. Materipun selesai dan masuk evaluasi, tidak
banyak yang di evaluasi disini karena yang disampaikan hanyalah peringatan
untuk persiapan agenda esok harinya. Ape modoooommm. zZZZzzzZZZZZZzzzzzZ
22 Agustus 2014, pagi tidak ada yang berbeda dengan pagi
sebelumnya selain penyempurnaan kekocakan Sersan Rudi dalam membimbing PBB.
Setelah PBB, seperti biasanye jugak, aku pigi makan pagi bersama rekan – rekan
tercinta dengan waktu makan yang sama pula, nikmat makan yang lebih merasuk
kedalam jiwa karena terdesak waktu. After breakfast, kite – kite pade gerak ke
kamar untuk bersih – bersih, pakai baju kemeja bebas beralmamater. Langsung ke
aula untuk mengikuti kajian bersama Ust.Musholi . Disini gua dapet buku karangan
Yusuf Qardhawi, ya walaupun modelnya kayak KW 1, yang penting kan ada srek dan
ilmunya. Jadi disini gua diajari untuk berfikir dengan berlandaskan alquran dan
hadits. Karena penuntun hidup adalah yang dua itu saja. Nice kan????
Lanjut, selesai materi kami langsung bersiap melaksanakan
shalat jum’at, makan siang dan kembali ke aula untuk materi indah lainnya.
Untung aja rasa kantuk sudah mulai hilang. Materi selanjutnya adalah Mutiara
Kepemimpinan Dalam Sirah Nabawi oleh Bachtiar Firdaus, pemateri yang sangat
tegas, penuh provokasi, semangat, suara keras. Wah rasanya Ir. Soekarno itu
kalah dibuat gaya pidatonya Pak Bachtiar. Tidak saya jelaskan materinya saking
penuhnya dengan informasi yang sarat.
Materi selanjutnya sebenarnya disampaikan oleh Dahlan
Iskan, tapi karena halangan di akhirat mungkin. Maka si Dahlan gak bisa tiba
sehingga kami diminta istirahat saja demi kemaslahatan bersama. Setelah
istirahat kamipun kembali ke aula untuk mengikuti materi Perempuan Tiang Negara
Oleh Dr.Wirianingsih. Isinya sih tentang peran perempuan dalam mendukung
berdirinya suatu negara. Gak faham – faham kali sih. Soalnya yang ntu kan untuk
para tiara dan srikandi secara khusus. Selesai materi, maka waktu istirahatpun
sudah tiba. Saatnya badan ini dimanjakan sejenak.
23 Agustus 2014, materi hari ini adalah MHMMD, Mengelola
Hidup Merencanakan Masa Depan. Wah rasanya, inilah keunikan dan kelebihan NLC
yang kurasakan. Disini semangat sang pejuang itu kembali dipupuk, mimpi – mimpi
yang harus aku capai ku tambah dengan jumlah yang lebih banyak, ya semoga cita – cita yang saya
tuliskan itu tidak sekedar hanya tertulis diatas kertas, diucapkan kepada teman
pasangan saya, dikumandangkan, namun juga didengar dan diijabah olej Allah ‘azza
wajalla. AMMMMIIIIIIINN
EM HA EM EM DE, EM HA EM EM DE, mengelola hidup,
merencanakan masa depan. Indonesia Jaya, Nusantara Jaya. Training ini saya
ikuti dari pagi sampai sore. Selesai training, saya diminta gerak langsung ke
aula Fakultas Hukum UI untuk geladi acara pengukuhan dan wisuda peserta PPSDMS
esok hari.
Gini ni ceritanya ke FH UI. Kami diminta naik mobil avanza
dengan jumlah penumpang 9 orang sih, tapi ada dua perempun dan salah satu
diantara kami (ik….)gak boleh sebut nama, memiliki porsi tubuh ya lumayan
zzuuuper lah sehingga… perempuan yang dua duduk dibelakang, si zzuuper didepan
alonely dan 6 orang lagi pangku – pangkuan deh di tengah.hahahha,keren kan???
Kita orang kayak manusia yang sedang dirampok oleh geng mobil.
EDISI KENDURI KEMERDEKAAN
Ini dia ni, waktu yang sangat kami tunggu –
tunggu. Persiapan tarian daerah Jawa Timur yaitu kuda lumping yang kami
persiapkan kini harus ditampilkan didepan peserta dan juri. Wah, kami tampil
untuk peserta ketiga. Awalnya kami mengira bakal tampil langsung setelah yang
kedua, eh nyatanya masih diselingi puisi oleh bunda Neno (artis yang sering gua
tonton di tivi). Padahal kami udah berbaris sesuai formasi tu dekat panggung.
Tapi karena masih ada puisi, dengan agak ashame
kami orang bubar kembali.
After puisi, kami langsung tampil dipanggung.
Gua akui, penampilan kami termasuk penampilan terbaik, mendalam dan patut
dijadikan juara. Ruangan aula itu seketika kami gemparkan dengan tarian dan
teriakan IIIIIIIIIIIIHHHHHHHHAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA.
Penonton pun bersorak sorai, merinding rasanya
ketika itu. Allahumma lakalhamdu. Semoga kami dapat maju sebagai juara, itulah
harapanku saat itu.
Saatnya pengumuman juara haflah atau
penampilan terbaik. Jreng – jreng – jreng, tak disangka, sebagai regional dan
angkatan baru, kami diamanahkan sebagai juara kedua penampilan tadi dibawah
posisi UI yang menurut saya bagus namun tidak ada SREEEKnya gitu loh. Tapi tak
hapa – hapa, walaupun hanya hadiah kebanggaan yang kami dapat, semua itu sudah
cukup menjadi hadiah bagi manajer dan supervisor kami bang andi dan bang abdul.
We Love You.
Setelah pengumuman, jam 12 malam kira – kira
acara kami tutup dengan doa oleh Dr. Muslih Abdul Karim. Semoga ridho Allah
tercurah bagi kita semua. ZZZZZZzzzzzzzZZZZZzzzz
24 Agustus 2014, kali ini ada sedikit
kesalahan. Sebenarnya saya sebagai Sultan USU harus berangkat jam setengah enam
bersama presiden – presiden regional lain agar lekas sampai di aula FH UI.
Namun karena kesalahan teknis dalam dalam konteks WAKE UP, secara tidak sengaja
saya bangunnya jam 5.30. Wah, melihat jam itu saya sontak terkejut. Gua
langsung lari kekamar mandi buat ngambil wudhu dan shalat subuh. Tanpa mandi, gua langsung pake baju putih,
celana hitam, pake almamater, angkat barang, dan caw langsung ke barisan masing
– masing untuk persiapan ke FH UI. Disinilah saya tertinggal sendiri oleh
presiden lain yang sudah mendahului saya ke FH UI. Setelah dibariskan dengan
rapi. Maka kami langsung gerak dengan membopong barang masing- masing menuju
bus yang sudah berada kira kira 1 km dari lokasi. Capek, lapar tidak saya
hiraukan karena sudah buru – buru dan didesak ama pihak yang udah melaksanakan
geladi. Huh Huh Huh Huh, begitulah nafas gua. Namun akhirnya gua sampai juga
kesana bersama rekan yang lain. Next,kite orang sarapan dan langsung masuk
aula. Acarapun dimulai.
Pak Arif pun maju mengisi materi 12 tahun
perjalanan PPSDMS, menyimaknya dengan seksama. Rasanya hati ini merasakan
bagaimana sakit sedih bahagianya menjalankan tugas itu, semua dilaksanakan
hanya untuk indonesia yang lebih baik, bermartabat dan meraih mercyfull dari
Allah semata. Merinding saya sejak itu. Sehingga tiba pembacaan idealisme kami,
mars PPSDMS, dan Hymne PPSDMS, air mataku pun tak bisa dibendung. Rasanya niat
itu harus lurus, rela berkorban dan senantiasa ikhlas. PPSDMS, Yes We Are
Leaders! Pemimpin Muda itu harus selalu siap.
Selain materi diatas, ada satu lagi yang harus
saya kemukakan disini. Bahwa saya sebagai perwakilan regional Meda n saat itu
menjadi delegasi untuk maju kedepan panggung menerima pataka dari pihak PPSDMS
dalam rangka pengukuhan peserta. Ya walau hanya menerima bendera pataka
kedepan. Namun posisi itu pastinya hanya saya yang mengalami. Great
Exprerience.
Acarapun selesai, tinggal sesi foto – foto dan
salam – salaman. Ckckckckck, sedih rasanya karena akan berpisah dengan pemuda –
pemuda luar biasa jawa dan makassar itu. Tapi apa boleh buat. Setiap pertemuan
ada perpisahan tentunya.
Setelah salam – salaman, aku memilih jumpa ama
kakak kandung gua yang cantik yang lagi bertugas di Ciputat. Haha, lumayan buat
ngelepas kangen. Selanjutnya kami kembali ke asrama pusat untuk persiapan balik
ke Medan Esok hari. Namun setelah sampai asrama kami bukan istirahat, tapi caw
jalan – jalan ke kota tua,istiqlal.
Mungkin untuk perjalanan ini tidak saya
gambarkan karena saking bahagianya. Gua akui, memang ini adalah kesempatan
pertama gua melihat langsung mesjid istiqlal itu, mesjid terbesar, melihat
monas meski dari kejauhan, nengok
stasiun gambir. Ya meskipun sebenarnya
dalam mimpi yang saya tulis untuk mengelilingi monas belum terwujud (baru
diawali melihat saja dari kejauhan).
EDISI JALAN – JALAN
O iya, ini sebenarnya yang ingin saya ceritakan dalam edisi
ini adalah sebuah perasaan. Memang yang saya tahu, seorang pemimpin itu tidak
boleh mengeluh, berusaha untuk sabar. Namun saya akui, yang saya hadapi saat
itu adalah 25 manusia dengan watak berbeda, ego berbeda. Disitu jiwa saya
memang diuji secara bijak. SPV dan saya menunggu rombongan selesai shalat isya
di istiqlal dengan maksud agar bisa pulang ke asrama bersama – sama. Agar tidak
terlalu lama, maka saya diperintahkan SPV untuk mengingatkan para rekan agar
selesai shalat isya langsung kumpul ke bawah. Mereka jawbnya sih oke. Dan kami
berdua menunggu di bawah. Seperempat jam berlalu, mereka tak kunjung keluar.
Dengan sigap saya naik keatas melihat kondisi, kerana disisi lain sang SPV
sudah mulai pusing (mungkin memikirkan kereta api, takut ketinggalan dan susah
pulang nantinya kalau pulang pake taxi). Diatas saya dengan berusaha tenang
meminta agar mereka turun. Mereka jawab juga OKEEEEEEEEEE.
Saya pun turun dan tidak menemukan SPV disana.
Wah, saya coba mencarinya namun tak kunjung jumpa, pulsa habis,pusing, gusar
dan laper. SPV hilang dan rekan belum datang. Melihat jam sudah 22.04, maka dengan nada
marah saya keatas mesjid dan membentak rekan saya agar cepat pulang. Salah
memang, namun entah mengapa, walaupun dimarahi masih saja mereka tetap diatas.
Dengan rasa sakit hati dan berat hati, saya tinggalkan mereka disana dan saya
pulang bersama 2 orang yang ikut dengan saya karena sakit. Berharap mereka bisa
pulang dengan mandiri dan tidak terlalu capek untuk kepulangan besok harinya.
Makna yang saya dapat hari ini adalah, bahwa
tidak mudah sebenarnya mengatur manusia, mulai dari yang sok tahu, tidak mau
diatur sampai yang segalanya. Kemudian berusahalah sabar dan senyum agar tidak
merusak ukhwah.
EDISI PULANG KE MEDAN
Kepulangan kami persis dengan keberangkatan
sebelumnya, hanya saja kali ini tidak ada apel, warnanya tetap saja dengan
watak rekan – rekan yang beragam. Namun, alhamdulillah kami dapet balik ke
asrama dengan selamat meskipun capek sudah melanda. Sehingga meminta agar
istirahat dulu. Alhamdulillahirabbil’aalamiiin